News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

BI Rate Naik, Harga Rumah Menengah Naik

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi perumahan

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Jabar, Yana Mulyana, mengatakan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dari 7,25 persen menjadi 7,5 persen bakal memicu kenaikan harga properti dengan rata-rata 5 persen.

"Dampaknya (kenaikan suku bunga acuan BI) cukup berat. Kredit konstruksi serta harga komponen material naik. Begitu pula upah buruh," ujar dia pada sela-sela seminar "Kesiapan Jabar dalam menghadapi ASEAN Economic 2015", di Hotel Novotel, Bandung, Kamis (14/11).

Kenaikan harga rumah terjadi pada rumah menengah serta rumah mewah, sedangkan harga rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tetap Rp 88 juta per unit. Selain itu, lanjutnya, harga rumah-rumah stok lama kemungkinan tak berubah.

Yana menyebutkan harga rumah menengah berkisar Rp 400 juta hingga Rp 1 miliar. Bahkan, khusus untuk wilayah Bandung, rumah-rumah dengan banderol lebih Rp 1 miliar masih terbilang properti menengah. Secara nasional, 15 persen pengembang membangun rumah menengah.

Terbanyak masih untuk MBR sekitar 80 persen, sedangkan sisanya adalah pengembang rumah mewah. Namun, di Jabar jumlah pengembang rumah menengah lebih banyak dibandingkan di level nasional, yakni 30 persen. Sisanya 60 persen pengembang MBR, dan 10 persen pengembang rumah mewah.

Efek kenaikan harga properti dan kemungkinan kenaikan inflasi, lanjut Yana, adalah merosotnya tingkat pembelian rumah. "Di satu sisi ada peningkatan biaya-biaya, tetapi di sisi lain terjadi penurunan daya beli," ujar dia.

Dia mengklaim, sejak Agustus hingga November 2013, tingkat pembelian rumah berkurang sekitar 10 persen, terutama pembelian perumahan menengah.
"Perumahan kelas menengah rentan terhadap inflasi," katanya. Ia juga memprediksi investasi di sektor properti ditahan menjelang tahun politik, 2014.

"Pemilik modal memilih untuk memegang uang tunai. Investasi properti itu kan tidak bisa segara ditukar dengan uang tunai sewaktu-waktu dibutuhkan," katanya. Namun, Yana mengharapkan situasi ekonomi membaik pada tahun depan.

Berdasarkan survei harga properti residensial di pasar primer sepanjang triwulan III 2013 oleh BI di Bandung, harga properti terus menanjak. Indeks harga properti residensial (IPHR) triwulan III 2103 naik menjadi 2,3 persen dibanding triwulan sebelumnya.

Harga properti resindensial naik 13,5 persen daripada periode yang sama 2012. Kenaikan harga itu lebih tinggi dibanding pertumbuhan triwulan lalu, masing-masing sebesar 2,2 persen atau 12,1 persen.

Harga naik cukup tinggi terutama untuk rumah menengah sekitar 2,71 persen dan rumah tipe kecil sekitar 2,68 persen. Tren kenaikah harga properti residensial diprediksi berlanjut pada triwulan IV 2013 karena masih tingginya permintaan masyarakat terhadap perumahan.

BI mencatat penjualan properti residensial pada triwulan III 2013 naik 39,80 persen. Itu terutama efek dari pertumbuhan penjualan tipe rumah kecil yang mencapai 43,68 persen. (tom)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini