News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ekonom: Kenaikan BI Rate Timbulkan Efek Negatif

Penulis: Arif Wicaksono
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aktifitas pelayanan di salah satu banking hall Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Syariah Harta Insan Karimah (HIK) di Ciledug, Kota Tangerang, Banten, Senin (23/9/2013). Meski kenaikan BI rate akan terasa di sektor pembiayaan Murabahah konsumer, namun bagi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) hal tersebut belum begitu signifikan terasa. Sementara dari catatan BI per Juli 2013, total aset Bank Perkreditan Syariah (BPRS) di Indonesia sebesar Rp 5,5 triliun. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga (BI Rate) menjadi 7,5 bps lebih lebih banyak menimbulkan efek negatif. Untuk menekan defisit transaksi berjalan lebih baik dilakukan BI dengan menekan pertumbuhan impor.

"Ketimbang menaikkan BI Rate, lebih baik memang disasar ke segmennya misalkan segmen apa yang dilarang bertumbuh karena mendorong defisit transaksi berjalan," jelas Anton Gunawan, ekonom Bank Danamon di Jakarta, kemarin.

Anton menilai, kenaikan BI Rate akan menghambat pertumbuhan ekonomi. Padahal, dari sisi kebijakan BI hanya mau menekan defisit transaksi berjalan agar impor bahan bakunya tidak membengkak.

"BI kan hanya mau menekan defisit tapi dampaknya ke semuanya, pertumbuhan kredit Bank akan melambat, pertumbuhan ekonomi juga, lebih baik ditekankan jika pemerintah menaikkan pajak untuk impor ataupun menaikan Loan To Value (LTV) untuk bahan baku impor," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini