News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Perbanas Dukung Aturan Bank Tambah Modal

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengunjung melintas di anjungan tunai mandiri (ATM) center di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan, Jumat (15/11/2013). Perbankan Indonesia mematok pertumbuhan kredit lebih rendah tahun 2014 yakni sebesar 14 hingga20 persen. Hal itu disebabkan adana proyeksi pertumbuhan ekonomi 2014 sebesar empat hingga lima persen dengan inflasi delapan hingga sembilan persen. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta Bank Perkreditan Rakyat (BPR) untuk memperkuat modal. Penambahan modal itu bisa dilakukan dengan mencari investor baru ataupun dengan melakukan merger dengan yang BPR lain.

Ketua Himpunan Perbankan Nasional (Perbanas) Sigit Pramono mendukung kebijakan tersebut. Menurutnya, kekuatan utama industri keuangan adalah permodalan. Karena itu, bank-bank harus meningkatkan permodalan, sebab kondisi makro ekonomi nasional masih tidak stabil.

"Industri keuangan kekuatan utamanya ada di permodalan karena kaitannya dengan kepercayaan masyarakat. Sehingga penambahan modal tetap harua dilaksanakan," kata Sigit di Jakarta, Selasa (19/11/2013).

Sigit mengatakan, aksi ekspansif bank dalam melakukan penyaluran kredit harus diimbangi dengan penambahan likuiditas baru. Jika tidak dilakukan, maka rasio permodalan akan mudah turun.

Apalagi, risiko kredit bermasalah meningkat yang terjadi karena suku bunga kredit yang bergerak naik seiring dengan kenaikan suku bunga acuan atau BI rate yang menjadi 7,5%. Tingginya tingkat suku bunga acuan itu tentu menyisakan persaingan ketat bank-bank untuk mendapatkan dana pihak ketiga (DPK).

"Kalau CAR sudah turun, mau tidak mau modal memang harus ditambah kalau bank ingin terus mengembangkan usahanya," jelas Sigit.

Lebih lanjut Sigit mengungkapkan, Perbanas telah mengkaji cetak biru perbankan nasional bahwa semua kelompok bank baik bank negara, bank swasta nasional, seluruhnya harus menambah modal. Meski begitu, ia belum dapat merinci besaran penambahan modal yang harus dilakukan oleh industri perbankan.

"Dan yang paling cepat harus menambah modal itu adalah bank asing, kemudian bank milik negara dan bank nasional. Besarannya berbeda sesuai dengan pertumbuhan kreditnya yang berbeda-beda. Bank yang pertumbuhannya tinggi, maka CAR-nya akan tergerogoti sehingga harus cepat tambah modal," jelas Sigit.(Dea Chadiza Syafina)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini