Baca tanpa iklan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Arif Wicaksono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PermataBank Syariah anak usaha dari PT Bank Permata Tbk (BNLI) menorehkan capaian laba bersih pada periode sembilan bulan tahun ini sebesar Rp 426 miliar. Capaian ini meningkat 142 persen bila dibandingkan tahun lalu di periode yang sama yakni Rp 176,2 miliar.
Executive Vice President Head PermataBank Syariah, Achmad K Permana mengatakan, kinerja operasional perusahaan selama sembilan bulan ini menunjukkan peningkatan yang signifikan. Capaian ini dikontribusikan oleh kenaikan pembiayaan dan pendapatan operasional perbankan.
"Ini didorong oleh pertumbuhan pendapatan margin bersih dan dari pendapatan operasional yang mengalami peningkatan signifikan. Pendapatan operasional naik 85 persen yoy menjadi Rp 1,63 triliun, tentu saja ini diperoleh melalui kenaikan pembiayaan hingga sembilan bulan pertama ini," ujar Achmad di peresmian kantor PermataBank Syariah di Tebet, Jakarta, Kamis (21/11/2013).
Dia menjelaskan, pembiayaan yang disalurkan PermataBank Syariah tumbuh 94 persen dari Rp 5,9 triliun pada September 2012 menjadi Rp 11,49 triliun di September 2013, dimana pembiayaan tumbuh pada semua segmen bisnis.
Sementara itu total aset secara konsolidasi pada sembilan bulan di tahun 2013 ini telah mencapai Rp 15,8 triliun atau naik signifikan hingga 90 persen (yoy) dari tahun sebelumnya sebesar Rp 8,35 triliun. Jumlah aset ini mengukuhkan posisi PermataBank Syariah sebagai Unit Usaha Syariah terbesar di industri Perbankan Syariah Indonesia
pada Kuartal III 2013 ini.
Sedangkan pada Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat hingga 82 persen (yoy) menjadi Rp 11,7 triliun. Untuk Tabungan dan Giro membukukan kenaikan yang cukup tinggi yakni masing-masing sebesar 38 persen dan 80 persen menjadi Rp 4,2 triliun dan Rp 694 miliar.
"Deposito juga meningkat 128 persen (yoy) menjadi Rp 6,8 triliun di akhir September 2013. Dengan demikian komposisi dana murah (CASA) mencapai 42 persen dari total simpanan dana masyarakat di PermataBank Syariah," paparnya
Pertumbuhan DPK lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit yang berdampak pada rasio Financing-to-Deposit Ratio (FDR) yang mencapai 98 persen pada kuartal III tahun 2013 bila dibandingkan tahun lalu diperiode yang sama yakni 92 persen.