TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Martabak termasuk kudapan favorit orang Indonesia. Lantaran punya banyak penggemar, peluang bisnis martabak pun terbuka lebar. Tak heran, banyak orang tertarik merambah bisnis martabak.
Salah satunya adalah tiga sekawan Ika Hendrani, Ira Lathief dan Budiyono yang mengusung brand D’Marco Café di Jakarta Pusat. Bisnis martabak berkonsep kafe ini sudah berdiri sejak Mei 2012.
D’Marco Café menawarkan martabak dalam berbagai pilihan rasa seperti martabak cheeseberry, chocobana, cheese oreo, dan martabak pizza. Selain menawarkan martabak sebagai menu utama, D’Marco juga menyediakan makanan lain, seperti roti bakar, mi goreng dan kentang goreng. Beragam makanan di kafe ini dibanderol mulai harga Rp 12.000 – Rp 28.000 per porsi.
Untuk minumannya tersedia juga aneka racikan kopi sebagai teman menyantap martabak. Untuk mengembangkan usahanya, D’Marco resmi menawarkan kemitraan sejak Mei 2013. Saat ini, D’Marco baru punya satu gerai milik sendiri. Namun, “Kami sudah punya beberapa calon mitra, salah satunya di Kalimantan,” ujar Ira Lathief.
Ada tiga paket investasi yang ditawarkan D’Marco. Pertama, paket kios dengan biaya Rp 35 juta. Mitra akan mendapatkan portable booth, peralatan masak, bahan baku awal, seragam, dan pelatihan karyawan.
Kedua, paket mini kafe ditawarkan dengan biaya Rp 65 juta. Mitra akan mendapatkan portable booth, peralatan masak, mesin penyimpanan, alat barista, neon boks, bahan baku awal, seragam dan pelatihan karyawan.
Adapun paket kafe ditawarkan senilai Rp 115 juta. Fasilitasnya sama dengan paket mini kafe. Mitra mendapat tambahan sistem komputerisasi. Masa kerjasama untuk kemitraan masing-masing paket adalah lima tahun.
Balik modal setahun
Ira menjanjikan mitra bisa balik modal dalam waktu dua belas bulan. Asumsinya, mitra meraup omzet Rp 50 juta – Rp 150 juta per bulan. Sementara, laba bersih dari bisnis ini diproyeksikan minimal 20 persen. “Sewa tempat juga mempengaruhi nilai profit per bulan,” ujar Ira.
Meski tidak memungut biaya royalti, D’Marco mewajibkan mitranya untuk membeli bahan baku utama dari pusat. Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku sekitar 40 persen-50 persen dari omzet per bulan. D’Marco menargetkan bisa menambah sekitar delapan gerai baru hingga penghujung tahun depan.(Marantina)