TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG -Harga gas elpiji ukuran 12 kilogram di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) melambung tinggi. Tabung berwarna biru tersebut rata-rata dijual seharga Rp 126 ribu hingga Rp 130 ribu per tabungnya.
Bahkan saat ini kelangkaan gas elpiji dirasakan warga KBB. Kondisi itu juga diperparah dengan banyaknya agen gas elpiji di wilayah KBB yang memilih untuk tutup dengan alasan gasnya habis.
Yanto (50), warga Padalarang, mengatakan meski Pertamina baru secara resmi menaikkan harga gas elpiji 12 kilogram pada 1 Januari lalu, di pasaran harga gas elpiji 12 kilogram tersebut sudah terlebih dahulu naik sejak akhir Desember lalu.
Dikatakannya, pada pertengahan Desember lalu, harga gas elpiji 12 kilogram tersebut hanya sekitar Rp 87 ribu. Namun beberapa hari kemudian, harganya kembali naik menjadi Rp 90 ribu. Tak berselang lama, harganya pun kembali naik menjadi Rp 92 ribu.
"Sekarang harganya mencapai Rp 126 ribu hingga Rp 130 ribu. Itu pun susah nyarinya," kata Yanto saat ditemui Tribun di Padalarang, Kamis (2/1/2014).
Menurut Yanto, selain harganya terus melambung, masyarakat terutama para pedagang yang biasa menggunakan gas elpiji 12 kilogram, juga dibuat kerepotan karena gas 12 kilogram itu seperti mendadak hilang dari pasaran. Bahkan menurutnya, sejumlah agen atau pengecer gas elpiji yang biasa berjualan, mendadak tutup.
"Katanya barangnya kosong karena harganya naik. Banyak agen yang tutup," kata dia.
Sebagai seorang pedagang, ia mengaku sangat kebingungan dengan kenaikan harga gas yang melonjak tajam tersebut. Kenaikan harga itu menurut dia, tentunya sangat memberatkan para pedagang maupun masyarakat umum.
Berdasarkan pantauan Tribun, sejumlah agen dan penjual gas elpiji ramai-ramai mendadak tutup setelah Pertamina secara resmi menaikkan harga gas elpiji ukuran 12 kilogram. Salah satunya seperti yang terlihat di kawasan Permata, Ngamprah. Agen gas yang biasanya buka sejak pagi hingga malam hari itu justru tidak buka sejak pagi.
"Dari pagi juga tutup. Katanya gasnya tidak ada," ujar Beni (34), salah seorang warga setempat.
Di Cimahi, Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan dan Pertanian berjanji akan segera melakukan penambahan kuota gas subsidi atau gas ukuran 3 kilogram untuk Kota Cimahi agar tidak terjadi kelangkaan.
Jika sebelumnya kuota gas elpiji 3 kilogram untuk Kota Cimahi hanya 560.800 tabung per bulan, kuota akan ditingkatkan 12 persen menjadi sekitar 67.500 tabung per bulan.
"Kami akan tambah kuotanya. Hal ini untuk mengatasi terjadinya kelangkaan gas 3 kilogram bagi masyarakat miskin di sejumlah agen dan pangkalan resmi," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Cimahi, Huzein Rachmadi kepada wartawan, Kamis (2/1).
Manajer SPBU SPBU 3443205 Karangtengah Cianjur, Usep Rosidik, mengatakan, yang paling dikhawatirkan dengan kenaikan harga bukanlah peralihan pengguna elpiji ukuran 12 kg ke elpiji ukuran 3 kg. Menurutnya, yang dikhawatirkan adalah kecurangan dengan cara pengoplosan yang dilakukan oknum untuk mencari keuntungan besar dari mahalnya elpiji ukuran 12 kg itu.