TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Maruarar Sirait, menilai langkah Pertamina menaikan harga elpiji sehingga untuk non subsidi kemasan 12 kilogram mencapai Rp 117.708 per tabung.
Kepada wartawan di acara "Open House" Sabam Sirait, di Jakarta Selatan, Sabtu (04/01/2014), putra Sabam Sirait yang akrab dipanggil Ara itu mengatakan dengan kondisi Indonesia yang tingkat kesenjangannya masih tinggi ini, pemerintah tidak seharusnya menambah beban masyarakat.
"Keterlaluan saja kalau dinaikin dengan kondisi sekarang, kesenjangan meningkat, pengangguran meningkat, saya rasa harus ada kebijakan, Elpiji harus disubsidi oleh negara, dengan keadaan seperti sekarang ini," kata dia.
Mengingat Pertamina yang terus merugi, ia menilai subsidi terhadap kebutuhan masyarakat itu harus lebih diberikan, agar masyarakat tidak makin terbebani.
"Karena (kenaikan Elpiji) itu membebani rakyat, pasti akan membuat sembako naik, (tarif) angkutan juga naik,"ujarnya.
Ia mengimbau pemerintah melakukan penghematan agar mampu mengalokasikan anggaran lebih untuk subsidi masyarakat. Ia mencontohkan salah satunya dengan pengurangan perjalanan dinas.
Selain itu pemerintah bisa juga meningkatkan penerimaan negara, dengan menaikan pajak dibidang mineral, meningkatkan pajak barang mewah, minuman beralkohol hingga menaikan cukai rokok.
Anggota komisi VII DPR yang juga mengurus bidang energi itu juga mengatakan, DPR sudah meminta agar kenaikan tersebut dibatalkan, dengan penambahan subsidi.