BURGER ternyata tak sekadar sebuah makanan, tapi juga bisa menjelaskan banyak hal tentang ekonomi.
Hal ini seperti dirilis The Economist melalui "Indeks Big Mac", yang membandingkan harga hamburger McDonald's di seluruh dunia untuk mengetahui apakah suatu mata uang itu sesuai dengan nilai sebenarnya atau overvalued (lebih tinggi dari nilai sebenarnya) atau bahkah undervalued (lebih rendah dari nilai sebenarnya).
Selama hampir 30 tahun, The Economist menggunakan indeks tersebut sebagai cara mudah mengetahui apakah mata uang diperdagangkan pada level yang benar.
Inilah prinsipnya: saat ini harga rata-rata Big Mac di AS 4,62 dolar AS atau sekitar Rp 56.350 (kurs Rp 12.200 per dolar AS), sementara di Cina 2,74 dolar AS atau sekitar Rp 33.400. Berdasarkan indeks, hal ini membuat yuan undervalued alias lebih rendah dari nilai sesungguhnya sebesar 41 persen.
Cara itu mungkin dipandang nyeleneh untuk mengukur nilai mata uang. Namun, majalah ekonomi tersebut menyebutkan, indeks burger ini bisa memberikan gambaran mengenai perekonomian dunia.
Kekhawatiran terhadap kebijakan penarikan stimulus moneter oleh Federal Reserve membuat investor di negara-negara berkembang terguncang sehingga menekan nilai tukar mata uang di Brasil, Indonesia, dan Turki jauh melemah dibanding dolar AS.
Dengan pengecualian di Brasil, kondisi tersebut membuat harga Big Mac justru lebih murah di negara-negara BRICS (Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan). Negara-negara tersebut mencatat level rendah dalam indeks burger.
Harga Big Mac bisa lebih murah lagi di negara-negara berkembang seiring perkembangan terbaru. Misalnya, pekan lalu, kolapsnya mata uang peso Argentina dan melemahnya lira Turki akibat kekhawatiran perlambatan pertumbuhan dan meningkatnya ketegangan politik di negara-negara berkembang.
Untuk informasi saja, India tercatat sebagai negara dengan harga Big Mac termurah. Dengan kurs saat ini 62,68 rupee per dolar AS, Anda bisa membeli Maharaja Mac daging ayam atau sapi dengan hanya 1,54 dolar AS atau sekitar Rp 18.800. Afrika Selatan menyusul dengan 2,16 dolar AS dan di Malaysia dengan harga 2,23 dolar AS.
Sementara itu, di Norwegia, para pencinta burger harus merogoh kantong lebih dalam untuk membeli Big Mac yang harganya 7,80 dolar AS atau sekitar Rp 95.150. Di negara Viking ini, 1 dolar AS setara dengan 6,14 krone.