TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah menargetkan penghematan devisa pada tahun ini dari kewajiban pencampuran bahan bakar nabati (BBN) pada bahan bakar minyak (BBM) sebesar 3,11 miliar dollar AS. Sementara pada tahun 2013 penghematan devisa dari penggunaan BBN sebesar 779 juta dollar AS.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (MESDM) Jero Wacik mengatakan pada tahun ini dengan asumsi produksi biodiesel 3,8 juta kiloliter (KL) maka dapat mengurangi konsumsi BBM.
"Kalau kita memproduksi biodiesel misal biasanya impor BBM 100, dengan mandatory 10 persen BBN, berarti impornya turun menjadi 90 persen," ujar Jero, Kamis (6/2/2014).
Selain itu, sambung Jero, dengan pencampuran BBN ke BBM sebesar 4,01 juta KL pada tahun ini ditargetkan dapat menghemat subsidi BBM sebesar Rp4,9 triliun dari APBN untuk tahun ini. Selain itu di tahun 2014, Jero juga menargetkan produksi biodiesel bersubsidi 1,64 juta KL.
"Sedangkan produksi bioethanol 0,16 juta KL," papar Jero.
Realisasi subsidi energi tahun 2013 sebesar Rp. 299,59 triliun meningkat Rp. 12,45 triliun dari target Rp. 287,14 triliun ini disebabkan oleh terkendalanya beberapa proyek PLTU dan pelemahan nilai kurs rupiah.
"Rata-rata harga minyak Indonesia (ICP) 2013 mencapai 105,82 dollar AS perliter, atau sekitar 98 persen dari target, tahun 2014 diasumsikan sebesar 105 liter," jelas Jero.