TRIBUNNEWS.COM SINGAPURA – PT GMF AeroAsia kembali mendapat kepercayaan dari Sriwijaya Air untuk bekerjasama. Setelah sebelumnya Sriwijaya Air mengirimkan armada-armadanya untuk dirawat di GMF, kali ini Sriwijaya Air mengirimkan engine jenis CFM56-7 untuk pesawat B737-NG nya untuk dirawat di GMF.
Perawatan Engine CFM56-7 milik Sriwijaya air ini membuktikan kepercayaan Sriwijaya Air kepada GMF atas kapabilitas baru dari GMF tersebut. Kepercayaan ini dituangkan dalam agreement yang ditandatangani oleh Direktur Base Operation GMF Bapak Agus Sulistyono dan Direktur Teknik Sriwijaya Air Bapak Ananta Wijaya, dalam acara Singapore Airshow 2014 (12/2/2014).
Sebelumnya, GMF telah memiliki sejumlah kapabilitas dalam menjalankan bisnis perawatan pesawat dan engine. Beberapa kapabilitas perawatan engine yang dimiliki oleh GMF antara lain CFM56-3, Spey, APU GTCT 85 Series, TSCP 700, dan CFM56-7B hingga tahap overhaul. Kapabilitas baru GMF dalam melakukan perawatan engine CFM56-7 hingga tahap overhaul ini sudah mendapatkan approval dari EASA dalam audit yang berlangsung akhir Januari 2014 yang lalu. Selain itu, dalam rangka memaksimalkan kapabilitasnya ini GMF melakukan partnership dengan General Electric, serta sudah mendapatkan approval dengan nomor AS9110 dari General Electric.
Adanya kerjasama ini membuktikan bahwa GMF AeroAsia berkomitmen mengembangkan kapabilitas dan kapasitas yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan pasar perawatan nasional maupun pasar global. Pengembangan kapabilitas dilakukan dengan menguasai perawatan pesawat-pesawat tipe terbaru, terutama B737-NG dan A320 termasuk juga perawatan engine nya. Populasi pesawat B737-NG, baik di Indonesia maupun di luar negeri terus bertambah setiap tahun. Sebagian besar maskapai di Indonesia juga telah mengalihkan operasional pesawatnya dari B737-Classic dengan B737-NG maupun A320.
Dengan kapabilitas baru yang dimiliki ini, GMF menargetkan meningkatkan daya serap pasar perawatan pesawat nasional. Agus Sulistyono mengatakan hingga kini, GMF sebagai bengkel pesawat terbesar di Indonesia telah menguasai sedikitnya 70 persen perawatan pesawat dalam negeri. “Selain itu, kami juga menargetkan peningkatan penyerapan pasar global dengan kapabilitas dan kapasitas yang terus kami tingkatkan,” katanya.