TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hingga saat ini, pembiayaan perumahan melalui kredit pemilikan rumah (KPR) masih didominasi sektor perbankan. Pihak Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) masih mengincar peluang pembiayaan KPR ini.
Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno mengatakan sebenarnya perusahaan pembiayaan memiliki kesempatan untuk masuk ke kegiatan pembiayaan KPR. Ini karena kapabilitas perusahaan pembiayaan yang sangat besar, dimana secara keseluruhan total aset mencapai Rp 41 triliun dan total pembiayaan Rp 348 triliun pada tahun 2013.
"Kita masih melihat peluang KPR karena saat ini 62 persen masyarakat Indonesia belum mempunyai akses perbankan. Perusahaan pembiayaan paling berani karena sebagian nasabah fixed income-nya tidak ada. Karyawan perusahaan pembiayaan juga mencapai 240.000 orang," kata Suwandi di Jakarta.
Suwandi mengungkapkan, selama ini memang perusahaan pembiayaan lebih banyak membiayai kepemilikan mobil, sepeda motor, dan alat berat. Selain itu, alat elektronik pun banyak disalurkan pembiayaannya oleh perusahaan pembiayaan.
"Kami merasa kami memiliki potensi untuk KPR ini. Perusahaan pembiayaan memiliki jaringan kantor cabang di seluruh Indonesia. Kalau di kota-kota besar kami memang kalah sama perbankan. Tapi kalau misalnya di kantor-kantor khusus sepeda motor itu kita sampai ke desa-desa paling kecil," ujar dia.
Di samping itu, kenaikan pendapatan per kapita masyarakat Indonesia yang menembus 4.000 dollar AS juga merupakan potensi yang baik bagi perusahaan pembiayaan untuk menyalurkan KPR.
"Perusahaan pembiayaan saat ini mengelola lebih dari 20 juta database konsumen yang kebanyakan pendapatannya tidak tetap. Kenapa kita tidak bantu mereka?" ungkap Suwandi.(Sakina Rakhma Diah Setiawan)