TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasar penerbangan di wilayah Asia Pasifik, termasuk Indonesia berhasil meraih pertumbuhan tercepat dengan jumlah kebutuhan mencapai 11 ribu pesawat dalam kurun waktu 20 tahun ke depan.
John Leahy, Chief Operating Officer Customers Airbus, mengatakan pertumbuhan pasar penerbangan Asia Pasifik memang tidak diragukan lagi, karena sangat penting untuk saat ini maupun di masa depan.
"Karena itu kami akan terus mendominasi penjualan di kawasan Asia Pasifik karena perusahaan kami memang memiliki jenis pesawat yang banyak dibutuhkan oleh maskapai-maskapai di kawasan tersebut," katanya, beberapa waktu lalu.
Diungkapkan, berbagai maskapai penerbangan di kawasan Asia Pasifik akan menerima pengiriman 10.940 pesawat penumpang dan kargo mulai 2013 sampai dengan 2032, yang memiliki total nilai 1,8 triliun dolar AS.
"Jumlah tersebut mewakili 37 persen dari seluruh pengiriman pesawat di seluruh dunia dalam 20 tahun mendatang, melebihi Eropa, Amerika Utara, dan Timur Tengah," katanya.
Dalam hal nilai, lanjutnya, wilayah itu akan mencakup 42 persen dari pasar global untuk maskapai baru, dan mencerminkan proporsi yang lebih tinggi untuk pesawat berbadan lebar yang dibutuhkan di Asia Pasifik.
John mengatakan, untuk pangsa pasar pesawat penumpang, jumlah armada pesawat yang dioperasikan oleh maskapai di Asia Pasifik diprediksi akan meningkat sebanyak dua kali lipat dalam 20 tahun mendatang, mulai dari 4.960 pesawat saat ini sampai dengan 12.130 pesawat.
Perhitungan tersebut, katanya, sesuai pada pertumbuhan lalu lintas tahunan yang lebih tinggi dari rata-rata, atau sebesar 5,8 persen dan penggantian untuk hampir sebanyak 3.770 pesawat yang masih beroperasi sampai dengan hari ini.
Berdasarkan data Uni Eropa, separuh dari pertumbuhan lalu lintas penerbangan dunia selama 20 tahun mendatang adalah lalu lintas penerbangan di kawasan Asia Pasifik.
Hal itu juga membuat kawasan tersebut akan berada di peringkat teratas dunia untuk lalu lintas penerbangan pada 2030, dan memiliki pangsa pasar sebesar 38 persen.