TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dari data Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (ASBANDA) dari 26 bank yang tergabung, hanya ada 1 bank yang asetnya mencapai Rp 5 triliun. Artinya bank tersebut mencapai buku ke tiga.
Ketua Asbanda Eko Budiwiyono menyimpulkan dari data tersebut bank daerah masih kesulitan mendapatakan permodalan. Karena itu Eko ingin mendorong perbankan khususnya bank daerah melakukan keterbukaan saham untuk mendapatkan pendanaan jangka panjang.
"26 bank pembangunan daerah punya masalah permodalan," ujar Eko di Ballroom Ritz Carlton Pacific Place, Selasa (18/3/2014).
Eko berharap baik dari pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) bisa memberikan sosialisasi efek positif dari keterbukaan saham. Selain itu Eko ingin agar birokrasi untuk melakukan Initial Public Offering (IPO) bisa disederhanakan lebih baik.
"Diperkenalkan bagaimana bisa melakukan mandaat IPO sebaik-baiknya," ungkap Eko.
Eko mengaku Bank Daerah sudah sering menerbitkan surat utang (obligasi) untuk menambahkan permodalan. Kendati demikian, dari 26 Bank yang tergabung di Asbanda, 13 bank asetnya masih berada di buku satu.
"Sekarang bagaimana menaikan capital gain, disamping BPD langganan penerbitan obligasi," jelas Eko.