TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) tengah mempersiapkan peluncuran kontrak fisik batubara dalam satuan dollar Amerika Serikat (AS). Jika tidak ada aral melintang, kontrak anyar tersebut akan meluncur awal April mendatang.
Bihar Sakti Wibowo, Direktur PT Bursa Berjangka Jakarta, mengatakan, untuk kontrak baru itu sudah dikaji sejak lama. Hasilnya, kontrak baru itu sudah mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).
Targetnya, proses administrasi bisa diselesaikan pada bulan Maret ini, sehingga peluncuran kontrak baru tersebut bisa dapat dilakukan pada awal April mendatang. “Saat ini kami sedang melakukan sosialisasi kepada calon investor. Sosialisasi ini terkait sistem dan tata tertib perdagangan fisik batubara,” ungkap Bihar kepada KONTAN.
Bihar bilang, pertimbangan memilih kontrak baru berupa batubara itu dilakukan, karena batubara merupakan komoditas andalan Indonesia. Selain itu, pihaknya mendapatkan amanat dari pemerintah agar pasar batubara bisa dikelola dengan baik dan mengedepankan aspek transparansi.
Nantinya, kontrak ini tersedia dalam satuan ton. Satu lot terdiri dari satu ton, dengan nominal dollar AS. Andam Dewi, Konsultan BBJ mengaku, masih mendiskusikan target volume transaksi dengan pelaku pasar batubara.
Ia tak khawatir momentum peluncuran kontrak ini dilakukan saat harga batubara sedang anjlok seperti sekarang. Menurutnya, waktu yang tepat justru saat harga sedang turun. Ke depannya, kontrak fisik ini akan beralih menjadi kontrak berjangka.
“Pelaku pasar perlu perubahan perilaku. Dari tradisional menjadi sistem online yang transparan. Kontrak berjangka akan dimulai bergantung kesiapan pasar,” terang Andam.