TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rig CBM merupakan purwarupa rig gabungan antara rig migas dan rig tambang, dengan perpaduan antara teknologi Rig Schramm dan Atlas Copco (USA). Unit rig berukuran lebih kecil ini dirancang menggunakan sistem penggerak roda 8 x 8, sehingga sesuai kondisi jalan di Indonesia yang berat dan berlumpur.
Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral Susilo Siswoutomo menjelaskan Rig yang dibuat tahun lalu ini memiliki kandungan Tingkat Konsumsi Dalam Negeri (TKDN) lebih dari 40 persen.
Komponen yang diproduksi di dalam negeri adalah bagian dari struktur rig (chasis, kabin, roda unit carier, dan sistem elektrikal) serta komponen mesin, hidrolik dan menara (mast).
"Peningkatan produk dalam negeri pada kegiatan hulu migas akan mendorong industri dalam negeri dapat maju dan berkembang," ujar Susilo, Rabu (26/3/2014).
Selanjutnya, Susilo meminta Kepala Badan Litbang ESDM, FX Sutijastoto segera berkoordinasi dengan Direktorat Hulu PT Pertamina dan VICO, agar kedua perusahaan tersebut dapat memanfaatkan Rig CBM.
Selain untuk mengurangi biaya eksploitasi, pembuatan rig ini akan membukan kesempatan kerja terutama untuk operator rig. Untuk setiap rig, diperlukan operator sekitar 5 hingga 10 orang. Desain pembuatan rig ini merupakan Rig ini mampu mengebor kedalaman antara 600 hingga 1.000 meter.