TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Inti sebagai pemrakarsa sistem Radio Frequency Identification (RFID) meminta kepada PT Pertamina (persero) menaikkan harga pembelian setiap liter BBM yang menggunakan sistem tersebut.
Menanggapi hal tersebut Vice President Corporate Communication PT Pertamina Ali Mundakir masih mempertimbangkan keinginan PT Inti. Pasalnya hal tersebut tidak tertuang dalam kontrak kesepakatan kedua BUMN tersebut.
"Kenaikan harga kita kaji secara legal formal, kemungkinan kecil untuk bisa akomodir untuk kenaikan harga," ujar Ali, di Menara BRI, Rabu (2/4/2014).
Pertamina pun memberikan solusi agar PT Inti menjalankan sistem RFID khusus di DKI Jakarta terlebih dahulu. Hal itu untuk memberikan tambahan anggaran pembangunan RFID.
"Sehingga yang akan kita cari terobosan, kita kasih terobosan, wilayah jakarta diselesaikan dulu sistemnya berjalan, sehingga pertamina melakukan pembayaran pada PT Inti," ungkap Ali.
Ali menambahkan selama lima hari terhitung dari kemarin, sudah ada beberapa SPBU yang melaksanakan sistem RFID. Sampai saat ini sudah ada 17 SPBU di Jakarta yang menggunakan sistem RFID untuk bisa mengisi BBM bersubsidi.
"Itu yang sedang dilakukan, kita mulai SPBU diaktifkan sistemnya jalan 5 hari tanpa ada kendala," papar Ali.