TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tahun lalu, pertumbuhan bisnis Bank ICB Bumiputera tak melaju kencang. Tahun ini, bank yang baru diakusisi oleh MNC Group ini berniat mengejar target yang jauh lebih tinggi.
Bank ICB Bumiputera mematok target pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) 22% sedangkan kredit dipatok melaju di level 35% pada tahun ini.
Menurut Eddy Rainal Sinulingga, Presiden Direktur Bank ICB Bumiputera, tahun ini Bank ICB Bumiputera bisa fokus untuk penyaluran kredit konsumer dan usaha kecil dan menengah (UKM).
"Diharapkan di Kuartal II tahun 2014, bank kami sudah dapat membukukan laba," kata dia pada KONTAN, belum lama ini.
Toh, kondisi permodalan bank masih sehat dengan rasio kecukupan modal (CAR) di level 13%. Sementara secondary reserve atau cadangan sekunder likuiditas di level 17%, di atas batas minimum OJK yang sebesar 10%.
Selain itu, Bank ICB Bumiputera berniat menggelar rights issue di pertengahan tahun ini. Dengan penawaran saham baru, modal inti bank ini bisa naik ke atas Rp 1 triliun, sehigga bisa naik kelas ke Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) II.
Bank yang masuk kategori ini harus memiliki modal inti Rp 1 triliun - Rp 5 triliun.
"Dengan masuknya bank ke dalam BUKU II, bank akan mampu meningkatkan layanan melalui pengadaan infratruktur seperti mobile banking, internet banking dan cash management, serta peningkatan fitur ATM," ujar mantan Direktur Utama Bank BPD Papua tersebut.
Masuknya MNC Grup melalui MNC Kapital yang membeli saham Bank ICB Bumiputera sebesar 25% dari total saham.
Kondisi ini akan memberi kesempatan besar bagi pengembangan bisnis Bank ICB Bumiputera. Mulai dari potensi DPK dari seluruh Karyawan MNC Grup yang sebagian sudah mulai menggunakan paroll di Bank ICB Bumiputera.
"Belum lagi potensi fee based income dari layanan Indovision melalui kartu kredit Bank ICB Bumiputera yang akan segera diluncurkan pada tahun ini," ujar Eddy.
Berbagai manfaat tersebut membuat Eddy yakin dengan masuknya MNV Grup akan meningkatkan bisnis Bank ICB Bumiputera secara signifikan.
Berdasarkan laporan keuangan tahun lalu, kredit yang disalurkan tahun lalu mencapai Rp 5,51 triliun, tumbuh 7,19% dibanding tahun 2012 yang mencapai Rp 5,14 triliun.
Sementara dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun di akhir tahun lalu mencapai Rp 6,83 triliun, tumbuh 6,22% dibanding akhir 2012 yang mencapai Rp 6,43 triliun.
Terakhir, total aset di akhir tahun lalu mencapai Rp 8,16 triliun, tumbuh 9,82% dibanding akhir 2012 yang mencapai Rp 7,43 triliun.
CAR berada di level 13,09%, sementara rasio kredit bermasalah (NPL Gross) di level 4,88% dan NPL Net di level 2,36%.
Return on Asset (ROA) menyusut 0,93% dan Return on equity (ROE) menyusut 16,28%.
Sementara itu, margin bunga bersih (NIM) terjaga di level 4,84%, beban terhadap pendapatan (BOPO) di level 107,77%. Terakhir, rasio kredit terhadap simpanan masyarakat (LDR) berada di level 80,14%.