TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suku bunga acuan Bank Indonesia (rate) diprediksi naik 50 basis poin ke level 8 persen di penghujung 2014, setelah sejak November 2013 lalu posisinya dipertahankan di 7,5 persen.
"Kami memperkirakan BI rate berpeluang naik 50 basis poin di 8 persen, akhir tahun," kata Ekonom Standard Chartered Eric Sugandi, di Jakarta, Rabu (16/4/2014).
Meski demikian, dia belum berani meramalkan kapan suku bunga acuan BI naik. Yang jelas, suku bunga perlu dinaikkan guna mengantisipasi tekanan terhadap perekonomian Indonesia. "BI rate di tahun ini bisa dinaikkan atau bisa saja ditunda di tahun depan," lanjutnya.
Sementara ekonom senior Standar Chartered Bank, Fauzi Ichsan, membeberkan, alasan BI rate sulit diturunkan. Pertama, prospek bunga jangka pendek Amerika Serikat ke depan akan naik.
Kedua, prospek kenaikan harga bahan bakar minyak. Negara-negara maju seperti Uni Eropa dan Inggris saat ini masih menjaga suku bunga mereka untuk pemulihan ekonomi, kecuali Amerika Serikat yang terlihat mulai ancang-ancang menaikkan suku bunga. Dikhawatirkan, jika BI menaikkan suku bunga dalam waktu dekat, akan menyebabkan inflasi. Pasalnya di dalam negeri, konsumsi BBM bersubsidi sendiri diperkirakan bakal menjebol batas toleransi APBN.
"Prospek kenaikan BBM dan dampak terhadap kenaikan inflasi akan menyulitkan BI menaikkan suku bunga acuan," tukasnya. (Estu Suryowati)