TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Kendati ekonomi melambat, pertumbuhan bisnis mikro tetap melaju kencang. Coba lihat ambisi bisnis mikro Bank Mandiri di wilayah Jawa Tengah.
Herinaldi, AVP Micro Business District Center Semarang Bank Mandiri bilang, pihaknya menargetkan pertumbuhan bisnis kredit mikro sebesar 35% hingga akhir tahun nanti atau mencapai Rp 4,5 triliun di pengujung tahun 2014 dari posisi Rp 3,3 triliun di akhir tahun lalu.
"Potensi mikro masih sangat besar, terutama di sektor perdagangan atau pasar. Bank Mandiri berencana menggarap kredit tembakau di Temanggung," ujar dia.
Di sepanjang kuartal I kemarin, portfolio kredit mikro wilayah VII atau mencakup Semarang dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencapai Rp 2,6 triliun. Wilayah VII merupakan kontributor terbesar dari seluruh wilayah di Indonesia.
Hingga akhir Mei 2014, debitur mikro Mandiri di wilayah VII tercatat sebanyak 129.000, mendaki dari posisi 116.000 di akhir tahun 2013.
"Siklus dunia usaha di awal tahun agak pelan, tapi memasuki semester II terutama adanya bulan puasa, akan memacu kucuran kredit mikro," jelas Herinaldi.
Herinaldi menilai, potensi pertumbuhan bisnis masih terbuka lebar karena saat ini Mandiri baru menggarap sekitar 30% dari bisnis mikro di wilayah Semarang dan DIY.
Sebagai gambaran, Mandiri sukses menggaet sekitar 1.500 dari 6.000 pedagang di Pasar Johar, Semarang, sebagai debitur. Demi mencapai target, Mandiri mengusung tagline: cepat, dekat, dan sederhana. "Proses kredit hanya 3 hari langsung cair," ujar dia.
Secara nasional, hingga kuartal I-2014, penyaluran kredit mikro Mandiri mencapai Rp 28,2 triliun, melesat 36,4% dibandingkan tahun lalu. Mandiri berhasil mempertahankan rasio kredit bermasalah atau non performing loan di level 3,19%.
"Tahun ini, kredit mikro ditargetkan tumbuh 37% menjadi Rp 37 triliun," ujar Agus Haryoto Widodo, SVP Micro Business Development Group Bank Mandiri.