TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kinerja PT Eka Sari Lorena Transport Tbk (LRNA) pada 2013 anjlok. Penurunan ini dipicu beberapa faktor, antara lain usia armada yang menua dan infrastruktur yang rusak.
Direktur Tidak Terafiliasi LRNA Eddy Rusli mengatakan, sepanjang 2013 LRNA meraup pendapatan Rp 154,314 miliar, turun 10,27 persen dibanding 2012 sebesar Rp171,983 miliar.
Adapun laba bersih perusahaan transportasi ini mencapai Rp3,194 miliar. Sementara laba bersih komprehensif sebesar Rp6,548 miliar. Eddy memaparkan, pendapatan dari sektor AKAP (antarkota antarprovinsi) turun, dari Rp134,696 miliar pada 2012 menjadi Rp122,157 miliar pada 2013.
"Dari sektor transjakarta busway turun dari Rp36,829 miliar menjadi Rp32,157 miliar," terangnya, dalam paparan publik, di Jakarta, Senin (30/6/2014). Lebih lanjut dia menyebutkan, pendapatan dari sektor feeder TransJakarta diperoleh Rp458 juta.
Direktur Operasi LRNA Suhadi menjelaskan, ada sejumlah faktor yang berkontribusi signifikan terhadap penurunan kinerja keuangan perseroan.
Pertama, usia armada AKAP pada akhir 2013 rata-rata 12,8 tahun. Ini berakibat rendahnya ontime performance. Faktor kedua, sebut Suhadi, kerusakan infrastruktur jalan yang terjadi di hampir semua trayek.
Lebih lanjut dia menuturkan, faktor lain adalah adanya angkutan mudik gratis yang diadakan pengusaha retail dan partai politik. Begitu juga dengan meningkatnya animo pemudik sepeda motor.
"Faktor kelima adalah realisasi operasional Transjakarta yang tidak optimal. Tidak sterilnya busway mengurangi jarak tempuh," katanya.