TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kenaikan tarif dasar listrik (TDL) yang mulai berlaku 1 Juli 2014 memaksa pengusaha menghitung ulang biaya operasional, tidak terkecuali pebisnis perhotelan. Tidak mau rugi, pengusaha hotel pun siap mengerek tarif kamar per malam.
Wakil Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Carla Parengkuan memperkirakan hotel bintang tiga hingga bintang lima lima akan menaikkan tarif sebesar 10%. "Hotel non bintang juga pasti naik walau tidak sebesar itu," ujarnya ketika dihubungi KONTAN, Selasa (1/7).
Bukan tanpa alasan apabila pengusaha hotel memutuskan untuk menyesuaikan tarif menginap. Menurut Carla, pengeluaran perusahaan untuk listrik, air, dan gas merupakan komponen terbesar biaya operasional suatu hotel.
Namun Carla mengaku tidak terlalu terkejut dengan kenaikan tarif listrik kali ini. "Kami sudah mengantisipasi sejak tahun lalu. Ada juga hotel yang memilih untuk membebankan biaya operasional kepada harga makanan atau servis," tuturnya.
Salah satu pengusaha hotel yang sudah menyusun strategi adalah PT Grahawita Santika. Guido Andriano Corporate Director of Sales & Marketing Grahawita Santika mengaku sudah menaikan tarif menginap sebesar 5%-10% di Hotel Santika dan Amaris di sejumlah kota.
Namun penyebabnya bukan hanya kenaikan listrik semata, melainkan juga kenaikan beban energi secara keseluruhan, lantas kenaikan upah pegawai, dan yang lain. "Setiap awal tahun kami memang selalu memperbarui tarif. Jadi, kalau ada kenaikan TDL di tengah tahun, kami tidak bisa serta merta menaikan tarif lagi," terang Guido.
Meski begitu, ada juga hotel yang tidak terpengaruh kenaikan tarif listrik. Direktur Utama PT Bukit Uluwatu Villa Tbk Hendry Utomo bilang, hingga saat ini perusahaannya belum berencana mengerek tarif kamar hotel terkait kenaikan TDL.
Alasannya karena sebagian besar tamu di hotel milik Bukit Uluwatu, yaitu Alila Ubud dan Alila Villas Uluwatu merupakan wisatawan asing. "Kami sudah memperoleh untung berkat pelemahan rupiah," ujar Hendry.
Sementara itu PT Intiwhiz International mengaku masih menghitung efek kenaikan TDL bagi Hotel Grand Whiz dan Whiz. Direktur Eksekutif Intiwhiz Anis Herianto bilang, beban energi mengambil 10%-15% dari total pendapatan.
Dus, kenaikan TDL sebesar 60% bisa memangkas keuntungan hingga 5%-6%. "Cukup berat bagi hotel bujet yang keuntungannya sudah tipis," aku Anis.