Laporan Wartawan Tribun Timur, Chaerul Fadli
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Meski belum ada keputusan naik atau turunnya harga Elpiji (LPG) 12 Kilogram (Kg) pada semester II, namun Pertamina telah merencanakan penyesuaian harga produk Liquefied Petroleum Gas (LPG) Juli-Desember tahun ini.
Hal itu diungkapkan Junior Officer Costumer Relation MOR VII Pertamina, Ibnu Adiwena di sela sosialisasi penyesuaian harga Elpiji (LPG) 12 Kg di Hotel La Macca, Jl AP Pettarani, Selasa (12/8/2014).
Koordinator Tim Sosialisasi Penyesuaian Harga LPG 12 Kg, Mukmin Elmin menjelaskan, hal tersebut didasarkan pada diagram kerugian yang dicapai pertamina sejak tahun 2009.
Melalui presentasi sekitar satu jam, Mukmin memaparkan kerugian Pertamina dari penjualan LPG 12 Kg pada 2009 sekitar Rp 1,1 Triliun (T) dan terus meningkat tiap tahunnya. Di 2010 saja, kerugian mencapai sekitar Rp 2,1 T.
"Sekitar 2011 mencapai kisaran Rp 3,4 T," kata Mukmin. Pada 2012, kerugian pertamina pada produk gas 12 Kg itu sekitar Rp 4,7 T lalu menurun di 2013 dengan Rp 5,7 T.
Berdasarkan data Tim Komunikasi Kenaikan Harga Elpiji 12 Kg, kerugian sejak 2009-2013 mencapai Rp 17 T.
Dengan asumsi RKAP 2014 (CPA 833 USD/Mton, kurs 10.500 Rp/USD), pasca kenaikan harga Elpiji di Januari lalu, diperkirakan kerugian tahun ini bakal mencapai Rp 5,4 Trilyun