TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tandjung (CT) mengaku tidak khawatir dengan kian membengkaknya utang luar negeri (ULN).
Chairul menjelaskan bahwa volume utang menjadi lebih besar karena pertumbuhan ekonomi semakin meningkat.
"Karena kan ekonomi makin besar, utang makin besar nggak ada masalah," ujar Chairul di kantor Kementerian Perekonomian, Rabu (20/8/2014).
Chairul memaparkan bahwa masyarakat jangan melihat utang luar negeri dari angka.
Dalam hal ini utang luar negeri seharusnya dibandingkan dengan produk domestik bruto (growth domestic bruto/GDP).
"Jangan melihat number. Lihatlah dari debt to GDP ratio," jelas Chairul.
Menurut Chairul selama perbandingan utang luar negeri lebih kecil daripada GDP, hal tersebut membuat volume utang mengecil.
"Yang penting persentase debt to GDP nya mengecil," papar Chairul.
Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir Juni 2014 tercatat sebesar 284,9 miliar dollar AS.
Posisi ULN tersebut meningkat 8,6 miliar dollar AS atau 3,1 persen dibandingkan posisi akhir kuartal I 2014 sebesar 276,3 miliar dollar AS.
"Peningkatan posisi ULN tersebut terutama dipengaruhi oleh meningkatnya kepemilikan nonresiden atas surat utang yang diterbitkan baik oleh sektor swasta (4,2 miliar dollar AS) dan sektor publik (1,2 miliar dollar AS) serta pinjaman luar negeri sektor swasta (1,6 miliar dollar AS) yang melampaui turunnya pinjaman luar negeri sektor publik (0,8 miliar dollar AS)," tulis BI dalam keterangan resmi, Rabu (20/8/2014).