TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik, menegaskan pihaknya tetap kesulitan menjaga pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jika pengguna mobil mewah tidak sadar diri.
Jero menilai jika harga BBM bersubsidi dinaikkan, pemilik mobil mewah ikut protes. "Begitu harga BBM dinaikkan langsung yang 70 persen yang tidak berhak batuk-batuk," ujarnya, Senin (1/9/2014).
Wacik memaparkan masalah harga BBM adalah mengenai nasib bangsa ini. Dengan adanya subsidi energi terlalu tinggi sebesar Rp 400 triliun, Wacik melihat anggaran untuk BBM dan listrik terlalu tinggi. "Padahal kalau gak dibakar untuk subsidi, kan bisa untuk yang lain," ungkap Wacik.
Wacik mengingatkan, subsidi jatuh ke tangan yang kurang berhak. Dalam hal ini orang yang punya tiga mobil tetap membeli Premium. "Ini salah. Sehingga memang pengendalian ini tidak mudah," kata Wacik.
Wacana kenaikan harga BBM kali ini muncul setelah kuota BBM bersubsidi sesuai alokasi subsidi dalam APBN-P 2014 diperkirakan tak akan cukup hingga akhir tahun.
Kenaikan harga merupakan salah satu opsi yang tersedia untuk masalah ini agar beban subsidi di APBN tidak bertambah lagi. Pilihan lain adalah mengurangi konsumsi BBM bersubsidi, atau mendongkrak pendapatan negara sehingga lonjakan subsidi bisa tertutupi.