Laporan wartawan Tribunnews.com, Randa Rinaldi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Akademisi Universitas Indonesia, Fentiny Nugroho berpendapat jika rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) terelisiasi Joko Widodo disarankan untuk mensosialisasikan kepada masyarakat.
Sosialisasi ini diperlukan untuk menjaga reputasi Joko Widodo dan Jusuf Kalla agar kepercayaan masyarakat yang telah memilih Jokowi menjadi presiden terpilih. Isu kenaikan harga BBM bersubsidi itu harus dijelaskan Jokowi kepada masyarakat dengan pendekatan partisipatif.
"Kami melihat isu kenaikan dan subsidi BBM sebelumnya digunakan untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) baik tetapi ke depan harus merancang dalam sistim yang lebih kepada pemberdayaan masyarakat,"ujar Fentiny saat diskusi bertema Saatnya Rakyat Sejahtera di Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (5/9/2014) siang.
Fentiny mencontohkan program BLT sebaiknya dilaksanakan selama 3-6 bulan. Selanjutnya, subsidi BBM tersebut dijalankan dalam bentuk program yang menghasilkan aset berharga bagi masyarakat.
"Dengan demikian program tersebut baru memberi kesejahteraan untuk jangka panjang bukan jangka pendek sehingga BLT bisa memberdayakan masyarakat,"kata Fentiny.
Lebih lanjut Fentiny juga berharap Jokowi-JK bisa melakukan perubahan-perubahan dalam mengatasi permasalahan BBM. Pembahasan ini harus menyelesaikan permasalahan mengenai efisiensi pengolahan BBM, sistem transportasi dan mafia migas.