Oleh M Zezen Zainal M
TRIBUNNEWS,COM - SIAPA yang tidak kenal dengan kopi luwak? Pencinta dan penikmat kopi tentu sudah tidak asing dengan jenis kopi yang satu ini.
Kopi luwak adalah jenis kopi yang dibuat dari biji kopi yang diambil dari sisa kotoran (feses) hewan luwak atau musang.
Di Indonesia, kopi luwak merupakan kopi yang sangat fenomenal dan termasyhur. Namanya semakin populer sejak beberapa tahun silam seiring dengan banyak bermunculannya kopi luwak kemasan dan kafe-kafe yang menjajakan kopi luwak di berbagai kota di Indonesia.
Karena namanya yang banyak diperbincangkan, kopi ini pun menjadi kopi yang paling banyak dicari. Terlebih, kopi luwak disebut-sebut dan dipercaya memiliki banyak khasiat dan manfaat bagi yang meminumnya.
Soal rasa tentu tidak usah diragukan lagi. Kopi ini diyakini memiliki cita rasa yang berbeda dengan kopi lainnya karena kopi ini melalui proses fermentasi alami dalam perut luwak.
Tak hanya itu, karena kemasyhurannya, kopi luwak pun disebut-sebut sebagai biji kopi termahal di dunia. Dikutip laman Wikipedia, biji kopi luwak dihargai sebesar 100 dolar AS per 450 gram.
Akibat harganya yang mahal itu pula, kini banyak berseliweran dan beredar berbagai jenis kopi luwak di masyarakat, bahkan banyak beredar kopi luwak palsu atau dicampur.
Bagi Anda para pencinta kopi, sebaiknya waspada bila hendak membeli kopi luwak. Pastikan kopi luwak yang Anda beli benar-benar asli dan terjaga orisinalitasnya.
Salah seorang ahli kopi luwak di Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Sujud Pribadi, mengatakan kopi luwak yang benar-benar asli memang mahal harganya. Namun, kata Sujud, harga itu sangat sebanding dengan kualitas serta khasiat dan manfaatnya.
Dibanding jenis kopi lain, kopi luwak merupakan kopi sehat (healty coffee) dan aman dikonsumsi siapa saja.
Sama sekali tidak ada efek samping bagi peminumnya. Bahkan penderita mag atau penderita lambung sekalipun tidak perlu khawatir ketika meminum kopi luwak.
"Tidak menimbulkan efek negatif seperti jantung berdebar atau perut kembung serta perih. Kalau kopi luwak asli kandungan kafeinnya tidak akan membuat sulit tidur. Kalau mau tidur, ya tidur aja," kata Sujud saat ditemui di Cikole, Lembang, Jumat (3/10).
Selain karena kandungan dan khasiatnya, yang menyebabkan kopi luwak memiliki harga selangit adalah kopi ini termasuk jenis kopi limited edition.
Kopi luwak merupakan kopi alami yang diproses oleh alam melalui bantuan hewan luwak atau di daerah Jawa Barat dikenal sebagai careuh.
Produksi biji kopi luwak sama sekali tidak dapat diprediksi jumlahnya karena sangat bergantung pada hewan luwak yang hidup liar di alam.
Berbeda dengan biji kopi luwak yang dihasilkan oleh luwak yang hidup di penangkaran atau dikembangbiakkan.
Biji kopi luwak terbaik sangat terbatas jumlahnya karena petani tidak dapat memaksakan hewan luwak memakan kopi lalu membuang kotorannya.
Bila luwak ingin makan kopi dalam jumlah banyak, kemungkinan biji kopi yang berasal dari feses luwak pun akan cukup banyak.
Bila musang atau luwak tidak mau makan, kemungkinan para petani pun hanya gigit jari tidak mendapatkan feses musang yang sangat berharga tersebut.
"Limited itulah yang menjadikan kopi luwak mahal. Kopi luwak terbaik hanya dihasilkan oleh musang liar di alam, bukan musang yang dikandangkan," ujar pria yang juga membuka kafe kopi luwak di kawasan Cikole, Lembang, ini.
Salah satu jenis kopi luwak termahal adalah Kopi Luwak Tangkubanparahu. Disebut Kopi Luwak Tangkubanparahu karena kopi luwak dengan kualitas terbaik ini dihasilkan oleh musang liar alam yang hanya memakan kopi jenis arabika di wilayah pegunungan Tangkubanparahu, Kecamatan Lembang.
"Kopi Luwak Tangkubanparahu harganya mencapai Rp 2,5 juta per kilogram," ujar Sujud.
Meski di kawasan pegunungan Tangkubanparahu terdapat ratusan hektare lahan kebun kopi, tak ada jaminan pasokan atau produksi Kopi Luwak Tangkubanparahu melimpah ruah. Sujud menyebut, dalam sehari produksi Kopi Luwak Tangkubanparahu hanya mencapai 5 hingga 10 kilogram pada saat panen raya dan 3 hingga 5 kilogram pada hari-hari biasa.
Biji kopi yang dikumpulkan dari para petani itu kemudian diproses sedemikian rupa sebelum siap disajikan dalam cangkir atau dijual dalam bentuk biji kopi ataupun bubuk kopi siap seduh.
Dari 10 kilogram biji kopi luwak yang dikumpulkan petani, menurut Sujud, setelah melalui proses panjang, biji kopi akan mengalami penyusutan cukup signifikan.
"Setelah dikeringkan, misalnya dari 10 kilo sebagus-bagusnya paling hanya mendapatkan 40 persen karena ada penyusutan ketika proses pengeringan, pembuangan kulit dan disangrai, hampir sama dengan kopi pada umumnya," ujar pria yang juga bergelut di bidang media ini.
Kopi Luwak Tangkubanparahu seolah menjadi menu minuman wajib para pencinta kopi, baik dari dalam maupun luar negeri yang berkunjung ke Lembang.
Biasanya, para wisatawan meminum Kopi Luwak Tangkubanparahu di tempat. Namun karena langsung "jatuh cinta", mereka pun tak segan membeli Kopi Luwak Tangkubanparahu siap seduh.
Wisatawan dan pencinta kopi dapat memilih sendiri kopi luwak pilihan yang diinginkan. Ada kopi serbuk siap seduh, ada juga kopi luwak yang masih dalam bentuk biji.
Agar lebih terjangkau, Kopi Luwak Tangkubanparahu pun tidak hanya dijual per kilo, tapi per ons. Satu onsnya dijual Rp 250 ribu.
Para pencinta kopi pun dapat menyaksikan sendiri proses pembuatan kopi luwak hingga siap dihidangkan dalam secangkir gelas.
"Satu cangkir Kopi Luwak Tangkubanparahu jantan dihargai Rp 100 ribu. Aroma dan rasanya lebih nikmat," kata Sujud.
Dengan kualitasnya yang prima dan terjaga orisinalitasnya, Kopi Luwak Tangkubanparahu kini banyak diburu pencinta kopi dari berbagai penjuru Indonesia serta berbagai belahan dunia, seperti Belanda, Italia, Amerika, Jerman, Uni Emirat Arab, Malaysia, Singapura dan negara- negara di belahan dunia lainnya.
"Banyak pengunjung luar negeri yang membeli kiloan atau per ons. Ya, seperti ekspor secara tidak langsung. Setiap hari ada saja wisatawan luar negeri yang datang," kata dia sambil tersenyum.
Salah satu kekhasan Kopi Luwak Tangkubanparahu sehingga banyak dicari oleh para pencinta kopi adalah rasa dan aromanya.
Menurut pria asli Lembang ini, Kopi Luwak Tangkubanparahu memiliki rasa yang pulen, tapi tetap memiliki aroma kopi yang sangat kuat. Wangi kopinya pun, kata dia, sangat unik.
"Kalau kata bule-bule, rasanya strong smooth. Aromanya kuat tapi diminumnya pulen. Wanginya juga beda dengan kopi luwak lain," ujar Sujud sambil menyeruput Kopi Luwak Tangkubanparahu buatannya.
Ratusan testimoni atau komentar para pengunjung dari berbagai belahan dunia serta Nusantara yang telah mencicipi kenikmatan Kopi Luwak Tangkubanparahu sengaja dipajang oleh Sujud di salah satu sudut kafe miliknya. Isi testimoni rata-rata menyebut akan kelezatan dan nikmatnya Kopi Luwak Tangkubanparahu. (*)