News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

CT Berharap Banyu Urip Mampu Kejar Target Migas 2015

Penulis: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Blok Cepu

TRIBUNNEWS.COM, CEPU - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Chairul Tanjung, berharap proyek fasilitas minyak dan gas bumi Banyu Urip, Bojonegoro, mampu mengejar target produksi migas yang sudah tercantum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2015 sebesar 900 ribu MBOPD.

Chairul juga menyambut gembira bahwa fasilitas tersebut juga sudah mampu menambah produksi sebesar 10 ribu barel per hari dari sebelumnya hanya 30 ribu barel per hari.

"Saya pribadi sudah bertanya kepada SKK Migas sebagai regulator, apakah target Banyu Urip pada kuartal III 2015 bisa memproduksi minyak sebesar 165 ribu barel per hari bisa tercapai. Kami semua tentu berpikir dan bergerak secara positif untuk mencapai target tersebut," kata CT di Cepu, Rabu(8/10/2014).

"Jika terealisasi target dari Banyu Urip, maka bisa ada tambahan dari lifting minyak kita menjadi 900 ribu barel per hari pada 2015," tambah CT.

Sebelumnya dalam nota keuangan pemerintah hanya mematok target lifting minyak bumi sebesar 845 MBOPD.

Menko Perekonomian Chairul Tanjung meresmikan Fasilitas Produksi Lapangan Banyu Urip, Bojonegoro.

Menandai peresmian proyek minyak dan gas bumi Banyu Urip, Blok Cepu yang terletak di Bojonegoro, Jawa Timur, kapasitas produksi saat ini meningkat 10.000 barel/hari dari semula sebesar 30.000 barel per hari, yang akan terus naik bertahap hingga mencapai puncak puncak 165.000 barel per hari pada tahun 2015.

Plt Kepala SKK Migas, J Widjonarko menyampaikan bahwa peningkatan produksi dari lapangan ini merupakan bagian dari upaya mendukung pencapaian target produksi migas nasional.
“Semua pihak harus mendukung penuh agar proyek berjalan sesuai rencana,” katanya.

Sesuai rencana pengembangan lapangan (Plan of Development/PoD), investasi di Proyek Banyu Urip mencapai lebih dari 2,5 miliar dolar AS, dengan rincian untuk pembangunan fasilitas produksi sebesar 2,2 miliar dolar AS dan pengeboran sumur sebanyak 337 juta dolar AS.

Pembangunan fasilitas dibagi ke dalam lima kontrak EPC (engineering, procurement, and construction/rekayasa, pengadaan, dan konstruksi), yakni fasilitas produksi utama (Central Production Facility/CPF), pipa darat (onshore) 72 km, pipa laut (offshore) dan menara tambat (mooring tower),
Floating Storage Off-loading (FSO), serta fasilitas infrastruktur.

Presiden Mobil Cepu Ltd. (MCL), Jon M Gibbs menyampaikan dukungan terhadap langkah SKK Migas untuk peningkatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN). Kelima kontrak EPC, konsorsiumnya dipimpin oleh perusahaan Indonesia. Tidak hanya itu, terdapat 450 perusahaan sub kontraktor nasional dan lokal yang dilibatkan, yang 85 persen diantaranya merupakan perusahaan lokal dari Bojonegoro dan Tuban.

“Terdapat lebih dari 10.000 pekerja Indonesia yang 60 persen
diantaranya adalah pekerja yang berasal dari Bojonegoro dan Tuban,” kata Jon.

Prioritas utama MCL adalah menyelesaikan proyek secara aman dan handal. “Kami bangga dengan kerjasama dan komitmen bersama antara semua pihak. Kita telah mencapai kinerja keselamatan berkelas dunia. MCL terus berkomitmen untuk terus mencapai kemajuan dalam pelaksanaan setiap kegiatan EPC dan pengeboran agar selesai sesuai target produksi puncak lapangan ini pada tahun 2015," katanya.

Berkaitan dengan peresmian Fasilitas Produksi Lapangan Banyu Urip, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Chairul Tanjung, akan melakukan kunjungan ke lokasi Proyek Banyu Urip, sekaligus meresmikan
11 proyek-proyek lain di sektor energi.

Sebagai informasi, kontrak kerja sama Blok Cepu ditandatangani pada 17 September 2005 dengan MCL sebagai operator. MCL, anak perusahaan dari Exxon Mobil Corporation, memegang 45 persen saham partisipasi, bersama PT. Pertamina EP Cepu yang memegang 45 persen saham dan Badan Kerja Sama PI Blok Cepu (BKS) dengan 10 persen saham. Cadangan minyak di Lapangan Banyu Urip diperkirakan sebesar 450 juta barel.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini