TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Direktur utama PT Merpati Nusantara Airlines (PT MNA) Capt. Sardjono Jhony Tjitrokusumo untuk terus berkiprah dalam percaturan industri penerbangan.
Bersama rekan-rekannya ia mendirikan perusahaan di Timoir Leste yakni Leste Aviation. Jhony mendapatkan ijin untuk melayani penerbangan ke dan dari Timor Leste dengan menggunakan hak atau Traffic Right milik bekas wilayah Indonesia itu.
"Pak Jhony datang dan memaparkan sebuah program pembangunan industri yang berbeda. Approach nya bagus. Buat saya ini sangat baik ya, penting sekali bagi Pemerintah Timor Leste untuk memulai sebuah fondasi bagi berdirinya industri penerbangan di sini." Kata Fransisco Doatel Soares, Direktur Leste Aviation dalam pernyataannya, Sabtu (11/10/2014).
Kepada Tribunnews.com, Sardjono Jhony Tjitrokusumo kemudian mengungkapkan ide terbentukanya Leste Aviation tak lain sebagai bentuk solusi terhasdap masalah angkutan udara di tomor leste saat ini.
"Memberikan ide tentang industri aviasi di timor leste, project itu sendiri masih dalam pertimbangan timor leste," ujarnya.
Rencananya pada bulan November akan diresmikan penerbangan Timor Leste ke Indonesia dan sebaliknya. Saat ini, baru satu penerbangan dilakukan untuk tujuan Denpasar, ke Timor Leste dan sebaliknya. Ini, lanjutnya juga berdasarkan adanya pertukaran hak terbang kedua negara.
"Paling tidak, dengan adanya penambahan maskapai penerbangan di Timor Leste, persaingan tiket menjadi kompetitif dan tidak membabi buta," tambahnya.
Fransisco kemudian menambahkan, 14 frequensi yang ada akan dioptimalkan untuk sebesar besarnya kepentingan pergerakan manusia dan barang di Timor Leste, baik itu menuju ataupun dari Indonesia.
"Masih ada beberapa persiapan yang harus dilengkapi Leste aviation, jadi kami lengkapi dahulu, dan itu sepertinya tidak begitu sulit sebab hanya pelengkap saja" kata Fransisco.
"Ya, kita maksimalkan. Agar ekonomi kita (Timor Leste) membaik dan masyarakat terlayani dengan sempurna. Kalau manusia dan barang dapat terakses transportasi kan juga baik. Nanti kalau semua berjalan dengan lancar dan baik, Timor Leste untung, Indonesia juga untung, Pak Jhony juga untung, " tambahnya.
Saat ini penerbangan sektor Denpasar-Dili dan sebaliknya dimonopoli oleh masakapai Sriwijaya Air. Itu terjadi sejak ditinggalkan oleh Merpati dan Batavia.
Saat ini rute tersebut diincar banyak maskapai termasuk Airasia yang baru mau mendaftar dan Garuda Indonesia yang berencana akan terbang akhir Oktober tahun ini.