TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melihat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada saat ini, diakibatkan ketidaktanggapan pemerintah dalam mengatasi defisit transaksi berjalan.
"Rupiah melemah, karena ketidakberanian pemerintah waktu itu menaikkan harga BBM pada 2012," kata Direktur Utama BEI, Ito Warsito, Rabu (29/10/2014).
Atas keterlambatan pemerintah dalam mengambil keputusan waktu itu, maka berimbas pada perekonomian nasional tahun ini. "Makanya sekarang, kita mengalami defisit fiskal, defisit transaksi berjalan dan defisit lainnya, dan ini mempengaruhi nilai tukar rupiah," ucapnya.
Dengan keadaan seperti itu, maka Ito berharap kepada pemerintahan baru yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo untuk memperbaiki ekonomi dalam negeri, salah satunya menaikkan harga BBM.
"Jadi yang harus dilakukan pemerintah segera menaikkan harga BBM untuk perbaiki defisit transaksi neraca berjala. Tapi itu, tidak bisa langsung membaik juga. Efeknya akan perlu waktu," ujar Ito.