TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kinerja keuangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun depan dipastikan akan tertekan. Hal ini disebabkan adanya pungutan biaya dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Pungutan OJK berdampak signifikan, tahun depan akan dikenakan 15 persen (Rp 118,15 miliar)," kata Direktur Utama BEI, Ito Warsito, Rabu (29/10/2014).
Menurut Ito, pungutan OJK pada 2012 sebesar 7,5 persen, kemudian pada 2013 naik menjadi 10 persen. Namun, untuk 2015 dikenakan 15 persen dan angka tersebut sudah maksimal, sehingga tahun ke depannya tidak naik lagi.
"Tapi ini pungutan tidak perlu dipermasalahkan, untuk kebaikan untuk generasi selanjutnya, jadi generasi mendatang akan memetik buahnya," ucap Ito.
Tahun depan, BEI memproyeksikan akan memperoleh total pendapatan sebesar Rp 900,93 miliar atau meningkat dibandingkan total pendapatan pada Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2014-Revisi senilai Rp 783,50 miliar.
Sementara biaya usaha tahun depan termasuk biaya iuran OJK mencapai Rp 772,73 miliar, alhasil setelah dikurangi estimasi beban pajak sebesar Rp 46,50 miliar maka laba bersih 2015 sekitar Rp 81,71 miliar.