TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Rutinitas menabung sepertinya sudah mulai melekat dalam budaya masyarakat Indonesia. Ibarat peribahasa, "Sedikit demi sedikit menjadi bukit", program TabunganKu mampu tumbuh kencang kendati bank tengah dilanda likuiditas yang seret.
Siapa sangka jika produk TabunganKu bisa menuai hasil kinclong. Lihat saja, hingga Agustus 2014, dana pihak ketiga (DPK) yang masuk ke kas bank lewat TabunganKu mencapai Rp 10,7 triliun. Angka itu tumbuh 94,5% secara tahunan, dibandingkan posisi per Agustus 2013 yang sebesar Rp 5,5 triliun.
Dari sisi jumlah, peminat TabunganKu melesat 175% mencapai 12,1 juta rekening per Agustus 2014. Padahal, setahun sebelumnya, jumlah rekening TabunganKu masih sebanyak 4,4 juta rekening. Dus, pertumbuhan tinggi TabunganKu membawa berkah bagi bank yang tengah memburu likuiditas. Sebagai perbandingan, DPK industri perbankan hanya tumbuh 12% per Agustus 2014 dibandingkan Agustus 2013.
Darmadi Sutanto, Direktur Konsumer dan Ritel Bank BNI mengatakan, produk TabunganKu terus tumbuh stabil di BNI. Saat ini, dana nasabah yang mengendap di TabunganKu BNI mencapai Rp 1,3 triliun. "Naik 30% dari tahun lalu yang Rp 1 triliun. Pertumbuhannya stabil dan membantu likuiditas," ujarnya.
Setali tiga uang, Bank Tabungan Negara (BTN) juga kecipratan berkah dari TabunganKu. Irman Alvian Zahiruddin, Direktur Konsumer BTN menyatakan, pertumbuhan produk TabunganKu di BTN mencapai 36,8% per September 2014. Jika dihitung sejak awal tahun ini, TabunganKu tumbuh 18% menjadi Rp 283,7 miliar per akhir kuartal III 2014. "Jumlah rekening TabunganKu mencapai 166.282 rekening," imbuh Irman.
Kendati menyasar masyarakat bawah, saldo TabunganKu di BTN justru terbilang tambun. Irman menyebut, saldo TabunganKu mulai dari Rp 10 juta sampai Rp 100 juta per rekening.
Branchless banking
Secara nominal, porsi TabunganKu terhadap likuiditas perbankan memang masih mini. Namun, likuiditas TabunganKu berpotensi membesar. Peter Jacobs, Direktur Departemen Komunikasi BI mengatakan, BI berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menggenjot TabunganKu.
Misalnya, menggunakan TabunganKu sebagai instrumen penyaluran program bantuan pemerintah kepada masyarakat (BLT). "BI akan berkoordinasi dengan OJK untuk memanfaatkan TabunganKu dalam implementasi branchless banking," imbuh Peter, kemarin (29/10).