TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perum Perumnas mendukung program strategis nasional pemerintah, yaitu Program 3 Juta Rumah.
Dukungan ini melalui berbagai pengembangan aset Perumnas menjadi hunian rakyat yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Direktur Utama Perumnas, Budi Saddewa Soediro menjelaskan, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman menyatakan dukungan terhadap Perumnas yang akan mengembangkan lahan di Pulogebang, Jakarta Timur.
Baca juga: Rusun Perumnas Akan Direvitalisasi dari 5 Jadi 20 Lantai untuk Program 3 Juta Rumah Prabowo
"Kami telah meninjau langsung lokasi lahan milik Perumnas yang ada di Pulogebang, Jakarta Timur. Lahan ini selama idle dan ke depan akan dibangun hunian vertikal untuk rakyat," ujar Menteri PKP, Maruarar Sirait saat melakukan kunjungan kerja ke Jakarta Timur bersama Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, ditulis Minggu (1/12/2024).
Maruarar menambahkan, lahan Blok K ini merupakan pembangunan hunian yang lokasinya strategis, tidak jauh dari Terminal Pulogebang dan Stasiun kereta api seperti Stasiun Cakung dan Stasiun Klender Baru sehingga prospek pembangunan ke depan sangat bagus.
"Kami juga akan berkoordinasi dengan mitra kerja seperti Pemprov Jakarta dalam pelaksanaan pembangunannya," ujarnya.
Kartika juga turut menyampaikan hal serupa dengan Menteri PKP. Ia menyebut, lokasi ini sangat strategis untuk penyediaan hunian karena dekat dengan kampus dan kami siap mendukung penyelenggaraan proyek ini.
Blok K Pulogebang merupakan aset Perumnas dengan luas ukur 3,4 Ha dan luas efektif 3,1 Ha, di mana perencanaan pengembangan sudah disusun untuk pembangunan hunian rakyat.
Aset ini menjadi salah satu kawasan pengembangan strategis Perumnas yang dirancang sebagai bagian dari upaya memenuhi kebutuhan perumahan yang semakin meningkat di wilayah perkotaan.
“Sudah kami buat perencanaan pengembangan di lahan ini, dimana nantinya akan dibangun 6 tower highrise dengan total 5.451 unit hunian. Nantinya hunian tersebut akan diperuntukkan bagi masyarakat pada berbagai segmen, termasuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang sudak kami alokasikan sebanyak setidaknya 20 persen dari jumlah unit terbangun," ungkap Budi.