TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) terus berupaya menurunkan kredit bermasalah (non performing loan/NPL). Sepanjang kuartal III 2014, angka NPL menyentuh level 1,79 persen.
Direktur Bisnis PT BRI Agroniaga Tbk (AGRO), Zuhri Anwar mengatakan, merincikan selama tiga bulan ke belakang terus menurun, posisi Maret 2014 sebesar 2,17 persen, Juni sebesar 2,06 persen dan di akhir September sebesar 1,79 persen.
"Tahun lalu NPL di level 2,27 persen, kita sudah di bawah dua saat ini, sesuai anjuran Bank Indonesia," ujar Zuhri di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (3/11/2014).
Adapun upaya dalam menurunkan NPL, kata Zuhri, selain menagih para kreditur juga melakukan proses selektif ke depannya dalam pemberian kredit. Namun, permasalahan NPL pada akhir September 2014 merupakan kredit yang sudah lama diberikan.
"Ini sisa-sisa yang lama saja, di sektor perkebunan rakyat dan kredit karyawan. Dulu prosesnya belum terlalu ketat," ucapnya.
Tercatat, kredit yang disalurkan BRI Agro pada akhir kuartal III 2014 sebesar Rp 4,54 triliun. Sementara, segmen paling besar disalurkan di segmen menengah sebesar 66 persen, kemitraan 20 persen, dan ritel 14 persen.