TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) mengancam akan menutup kilang minyak dan semua kantor PT Pertamina (Persero), jika Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno memutuskan secara sepihak Direktur Utama Pertamina yang baru.
Serikat pekerja Pertamina ingin memberikan opsi kepada Rini terkait calon Direktur Utama yang baik untuk perseroan.
Baca juga: Ini yang Diinginkan Serikat Pekerja Pertamina untuk Calon Pengganti Karen
"Kami akan segel, yang bahaya bukan kantor pusat tapi di kilang," ujar Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu, Ugan Gandar, di Jakarta, Rabu (5/11/2014).
Ugan memaparkan, aksi penyegelan kantor dan kilang adalah tahap paling akhir dari aksi serikat pekerja nanti. Rencananya akan ada tahap awal dari aksi penolakan sikap Rini, jika tidak memberi kesempatan serikat pekerja memberikan pendapat.
"Saya tidak akan berlebihan tunggu dari ibu Rini saja, kalau dia memutuskan tidak mengajak kita, kita lakukan aksi industrial," ungkap Ugan.
Rencananya serikat pekerja akan menyurati Kementerian BUMN, jika tidak berhasil bertemu Rini mereka akan bipartit. Jika Rini belum bisa ditemui, serikat pekerja akan demo, lalu tahap akhir mogok.
"itu sudah luar biasa. Mogok setengah hari aja duduk di sana, tutup muka tutup mulut selesai," jelas Ugan.
Ugan menegaskan pihaknya tidak ingin mengganggu negara. Tapi pihaknya juga tak ingin dipaksa untuk mengganggu negara akibat keputusan Rini.
"Saya tidak pernah menempatkan sebagai oposisi, tapi saya siap sama oposisi, saya tidak digaji sama direksi tapi negara," papar Ugan.
Dari data yang dihimpun tribunnews.com muncul dua nama kandidat kuat PT Pertamina yakni Ahmad Faisal dan Karyuliano. Faisal merupakan mantan Direktur Niaga Pertamina era Ari Soemarno, kakak dari Rini Soemarno. Sedangkan Hari Karyuliano saat merupakan Direktur Gas Pertamina.
Sumber tribun menyebutkan Achmad Faisal diketahui banyak memberikan fasilitas dan konsesi terkait proyek konversi konsumsi minyak tanah ke gas elpiji tabung 3 kg era kepemimpinan SBY-JK. Proyek tersebut diluncurkan mantan Wapres JK pada 2007-2009. Publik banyak mengetahui, proyek ini banyak dipegang oleh lingkaran Jusuf Kalla.