TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG PINANG - Pemerintah Riau merencanakan akan membangun terminal peti kemas atau kontainer di Pulau Tanjung Sauk sebagai alternatif sulitnya pengembangan pelabuhan Batu Ampar.
"Kita harapkan pelabuhn Batu Ampar ini selesai pertengahan tahun depan. Sayangnya pelabuhan ini tidak bisa dikembangkan lebih baik lagi karena kurang dalam," kata Muhammad Sani kepada rombongan wartawan PT Jasa Raharja dari Jakarta yang kunker di Tanjung Pinang, Selasa (11/11/2014).
Keterbatasan itu membuat Pemerintah Provinsi merencanakan membangun pelabuhan di Pulau Tanjung Sauk karena dinilai mencukupi syarat karena mempunyai kedalaman 14-20 meter.
Walaupun kedalaman memenuhi syarat, di wilayah itu terdapat hutan lindung sehingga tidak mudah segera dibangun. Sani mengaku, menunggu kehadiran Joko Widodo untuk melihat lokasi pelabuhan itu.
"Jika Presiden datang akan kami sampaikan rencana itu. Kalau beliau minta dilaksanakan, kita laksanakan tentunya sudah mempertimbangkan masalah hutan lindung itu," katanya.
Mempunyai wilayah yang 96 persennya laut dan sisanya daratan, wilayah Kepulauan Riau memiliki potensi kelautan yang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Sani mengatakan saat rapat di istana negara, Presiden Jokowi memaparkan konsep tol laut dengan memberikan tanda bintang mulai yakni Jakarta, Surabaya, Makassar dan Irian sebagai jalur tol laut.
"Sempat saya tanya mengapa Kepri tidak masuk tanda bintang, Presiden mengatakan nanti akan melihat sendiri dengan datang ke Kepri," katanya. (Eko Sutriyanto)