News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Analis: Kinerja Buruk, Saham Garuda Indonesia Bakal Terus Turun

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengunjung berbincang di stan Garuda Indonesia saat pameran Transportasi Indonesia 2014 di gedung Smesco, Jakarta (10/9/2014). Pameran ini menampilkan berbagai moda transportasi baik Darat,Laut dan Udara. Melalui Pameran ini diharapkan pembangunan dan keberhasilan transportasi dapat disampaikan kepada masyarakat khususnya transportasi massal. Pameran ini akan berlangsung hingga 12 September mendatang. (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Usai laporan keuangan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) diumumkan, saham maskapai pelat merah tersebut ditutup melemah 24 poin atau 4,81 persen ke level Rp 475 per saham, pada perdagangan Kamis (13/11/2014).

Sejumlah analis mengatakan, kinerja keuangan Garuda Indonesia yang memburuk, membuat saham perusahaan plat merah penerbangan tersebut terus menurun.

"Karena selama ini garuda terus mencatatkan kerugian apalagi terdampak oleh selisih kurs yang berkepanjangan sehingga menekan pertumbuhan perusahaan tersebut," kata Analis PT Asjaya Indosurya Securities, Williams Surya Wijaya kepada Tribunnews.com, Jakarta, Kamis (13/11/2014).

Menurut Williams, saham GIAA dapat mengalami kenaikan dengan catatan perusahaan tersebut dapat membukukan keuntungan pada periode selanjutnya. Dengan begitu, para investor akan kembali masuk ke saham GIAA.

"Jika Garuda bisa mencatatkan keuntungan beberapa kali saja mungkin sahamnya akan langsung membaik dengan cepat dan jika dalam beberapa kuartal, dia (keuangan Garuda) bagus tentunya akan mencetak track record yang bagus dan tingkat keyakinan investor akan tumbuh dengan sendirinya," tuturnya.

Dengan kinerja keuangan yang membaik ke depannya, maka Williams memperkirakan saham GIAA akan melonjak ke posisi Rp 440 hingga Rp 450 per saham di akhir tahun ini.

Hal senada juga diungkapkan Kepala Riset PT Trust Securities Reza Priyambada yang mengatakan, penurunan saham Garuda diakibatkan kinerja keuangannya yang belum mampu membuat laba yang cemerlang. "Makanya membuat pelaku pasar belum mood untuk masuk ke saham GIAA," katanya.

Seperti diketahui, berdasarkan laporan keuangan Garuda Indonesia yang belum diaudit (unaudited), sepanjang kuartal III 2014, Garuda Indonesia menderita kerugian sebesar 219,54 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,67 triliun (kurs tengah BI, Rp 12.191 per dolar AS). Sementara pada kuartal III 2013, Garuda juga sempat menelan kerugian hingga 15,01 juta AS atau sekitar Rp 183,04 miliar.

Pada debut perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 11 Febuari 2011, saham GIAA dibuka turun 6,66 persen jadi Rp 700 per saham dari harga perdana yang ditetapkan di level Rp 750 per saham. Saat pembukaan pasar, saham GIAA ditransaksikan pada harga terendah Rp 600 dan harga tertinggi diposisi Rp 700.

‪Adapun, total frekuensi transaksi 189 kali, dengan total volume perdagangan vol 14.670 lot atau Rp 8,9 miliar. Pada saat yang sama Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat pada level 3.360,809 poin naik 10,31 poin atau 0.31 persen dari hari sebelumnya.

Jumlah saham GIAA yang dicatatkan pada saham utama, sebanyak 22,640 miliar lembar, pada harga pembukaan perdana Rp750 per lembar. Dana yang dihimpun sebanyak Rp 4,7 triliun, adapun kapitalisasi pasar mencapai Rp16,98 triliun. Adapun jumlah saham yang ditawarkan mencapai 6,355 miliar lembar, jumlah saham yang dipesan 3,33 miliar lembar dan sebanyak 3,008 miliar.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini