TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) tidak mempermasalahkan adanya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.
Namun, Hipmi meminta pemerintah memberitahukan waktu dan besaran kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), guna mengantisipasi dampak yang berlebih ke pengusaha.
"Yang kita inginkan kepastian kapan dan berapanya. Kalau pemerintah bisa melakukan itu, kita bisa segera melakukan antisipasi," kata Wakil Sekretaris Jenderal BPP Hipmi Andhika Anindyaguna, Jakarta, Minggu (16/11/2014).
Dengan kenaikan harga BBM, kata Andhika, maka keuangan pemerintahan yang tercermin di APBN akan lebih sehat. Selain itu, dana yang saat ini digunakan untuk subsidi bisa dialihkan untuk pembangunan infrastruktur di segala daerah.
"Harga BBM kita murah dan ke depan ini bisa jadi bumerang (kalau tidak dinaikkan). Konsumsi BBM juga tidak tepat sasaran," ujarnya.
Dikabarkan pemerintah akan menaikkan harga BBM bersubsidi sebelum 1 Desember 2014. Adapun kisaran kenaikan, antara Rp 2.000 sampai Rp 3.000 per liter.