News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Manajemen Garuda Indonesia Dianggap Tidak Bisa Jalankan Efisiensi

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jemaah haji kloter 1 embarkasi Makassar mengungkapkan rasa syukur dengan berdoa saat tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (10/10/2014). Jemaah asal Soppeng, Parepare, dan Makassar ini kembali ke tanah air menggunakan pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 1101. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penerapan efisiensi PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) yang tidak tepat, membuat perusahaan penerbangan berpelat merah tersebut terus mengalami kerugian. Sehingga, manajemen Garuda perlu melakukan penerobosan agar mampu mencetak laba.

Analis Pefindo, Guntur Tri Hariyanto, mengatakan kinerja keuangan Garuda tertekan disebabkan banyak hal, seperti mahalnya bahan bakar pesawat (avtur) akibat pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, beban utang mata uang negeri Paman Sam yang cukup besar dan lainnya.

"Tapi di sisi lain, ada kemungkinan organisasinya belum bisa adaptif dengan kondisi persaingan yang sangat ketat. Efisiensi dan efektifitas kerja operasionalnya perlu diperiksa kembali," kata Guntur ketika dihubungi Tribunnews.com, Jakarta, Senin (17/11/2014).

Guntur pun menyarankan model bisnis yang dijalankan saat ini perlu dikaji kembali jika memang strategi yang dijalankan sudah tidak sesuai kondisi saat ini.

"Garuda kan penerbangan yang terbaik di Indonesia dan sudah dikenal dunia. Perlu jalankan bisnis yang cukup menjawab tantangan bisnis saat ini," ujarnya.

Hal senada pun diungkapkan Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Surya Wijaya, efisiensi perlu dilakukan oleh manajemen Garuda guna menekan rugi perseroan yang terus membengkak. "Efisiensi wajib dilakukan," ucapnya.

Diketahui, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno memberi sinyal akan segera membahas penggantian Direktur Utama (Dirut) PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Emirsyah Satar dan direksi lainnya.

"Iya itu akan segera dibahas," ujar Rini singkat saat ditemui di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (17/11).

Rini yang tergesa-gesa menuju ke Istana Negara untuk mengikuti rapat Kabinet Kerja menyayangkan kerugian kuartal III yang dialami oleh maskapai yang mayoritas sahamnya dikuasai pemerintah tersebut.

"Iya itu aduh, nanti lah pasti akan ada rapat pembahasannya," ujar Rini ketika diminta pendapatnya mengenai kinerja Garuda.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini