TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kajian ekonomi dan keuangan regional yang dirilis Bank Indonesia (BI) memperlihatkan tanda-tanda awal pemulihan ekonomi daerah. Pertumbuhan ekonomi Jawa, selain wilayah DKI Jakarta, mulai stabil, di samping ekonomi kawasan timur Indonesia yang juga semakin membaik.
Meski begitu, industri perbankan yang berpusat di daerah punya tantangan tersendiri dalam mengembangkan bisnisnya. Selain bersaing dengan kantor cabang bank-bank besar, salah satu yang menjadi fokus tantangan bank-bank tersebut adalah kualitas sumber daya manusia (SDM), infrastruktur dan permodalan.
Sudirman HMY, Ketua Pengembangan Syariah Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) mengatakan, saat ini ada sekitar 14 BPD yang masih bermodal di bawah Rp 1 triliun atau tergolong sebagai bank BUKU I. Sudirman berharap, ada kebijakan khusus dari regulator yang memungkinkan BPD bermodal rendah mendapat kucuran pinjaman dari pemerintah pusat atau kebijakan lain yang bisa meningkatkan modal.
Sudirman yang juga Direktur Utama Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Barat (Bank Kalbar) menambahkan, infrastruktur di daerah, khususnya di luar Pulau Jawa perlu ditingkatkan. Berdasarkan pengalaman Bank Kalbar, lanjut Sudirman, untuk proses pengiriman uang saja memerlukan dana besar, lantaran harus melewati jalur laut dan menggunakan sarana speed boat.
"Selain itu, masih ada beberapa kantor cabang yang mesti menggunakan genset untuk kegiatan operasi karena tidak ada listrik," imbuh Sudirman.