Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi sebesar Rp 2.000 per liter atau sekitar 23,52 persen untuk jenis premiun. Dinilai produsen mobil tidak akan mempengaruhi minat masyarakat untuk membeli kendaraan mobil ataupun motor ke depannya.
Chief Group Treasury and Investor Relations Astra, Iwan Hadiantoro mengatakan, kenaikan harga BBM memang sangat sensitif bagi industri otomotif. Namun jika berkaca dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana kenaikan BBM pada 2013 tidak berdampak kepada penjualan kendaraan.
"Tahun lalu kan naik juga harga BBM, malah kenaikannya sekitar 40 persen. Itu dampaknya sangat tidak signifikan, malah market juga naik tahun lalu sekitar 5 persen," kata Iwan kepada Tribunnews.com, akhir pekan ini.
Tidak terpengaruhnya terhadap penjualan kendaraan, kata Iwan, dikarenakan pada saat bersamaan Upah Minimum Provinsi (UMP) waktu itu mengalami kenaikan juga. Sehingga, daya beli masyarakat akan kendaraan tetap bertumbuh.
"Sejauh ini enggak ada penurunan penjualan, kita lihat ke depannya. Tapi menurut saya enggak terlalu berdampak, kenaikan harga BBM juga kan sudah diantisipasi masyarakat dari jauh-jauh hari sebelum diumumkan kenaikan," tutur Iwan.
Kenyakinan Iwan tersebut pun juga didasari dengan transportasi di dalam negeri yang masih kurang nyaman dan baik. Hal ini, turut mendorong minat masyarakat akan