TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Laju nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini, banyak dibayangi sentimen negatif. Sehingga, rupiah diperkirakan pada kisaran Rp12.310 sampai Rp12.350 per dolar AS.
Analis PT Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir mengatakan, dari sisi fundamental, data pagi ini yang menunjukan perlambatan inflasi Cina, membuat investor khawatir dengan ancaman berlanjutnya perlambatan ekonominya yang dapat turut menggerogoti outlook ekspor Indonesia.
Inflasi tahunan Cina, kata Zulfirman, hanya mencatatkan kenaikan 1,4 persen di November atau level terendah dalam 5 tahun terakhir.
Selain itu, merebaknya kekhawatiran terhadap resiko politik Yunani juga turut memberikan sentimen negatif. "Pasar cemas dengan percepatan voting pemilihan presiden Yunani yang dijadwalkan pada 17 Desember mendatang," kata Zulfirman, Jakarta, Rabu (10/12/2014).
Menurutnya, investor khawatir Perdana Menteri Antonis Samaras tidak akan sanggup meraih 75 persen suara parlemen untuk meloloskan kandidat presidennya. Jika pemilihan presiden tidak dapat terwujud maka Yunani akan melakukan pemilu dini pada Februari 2015 mendatang.
Di lain pihak, Zulfirman menilai, investor juga terlihat berhati-hati menjelang pertemuan kebijakan moneter Bank Indonesia yang akan dilaksanakan Kamis, 11 Desember.
"Pasar ingin mencari petunjuk atas outlook kebijakan BI setelah bank sentral menaikan suku bunga 25 bps menjadi 7,75 persen pada pertemuan dadakan di akhir November silam," ujarnya.
Dengan kondisi tersebut, Zulfirman, menyimpulkan bahwa sentimen pelemahan rupiah masih terjaga. Adapun resistancenya antara Rp12.350, Rp12.400, Rp12.450 dan supportnya di level Rp12.310, Rp12.280, Rp12.250.