TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama PT Garuda Indonesia Airlines Emirsyah Satar mengaku Garuda Indonesia tidak akan mengalami keuntungan tahun depan. Kendati demikian Garuda Indonesia akan berkurang kerugiannya yang saat ini mencapai Rp 2,4 triliun.
"Kerugian akan berkurang, tapi tidak mungkin untung, angkanya tidak bisa saya kasih tahu karena perusahaan Tbk," ujar Emirsyah di kantor Kementerian BUMN, Kamis (11/12/2014).
Emirsyah menyebutkan dengan adanya pelemahan mata uang rupiah terhadap dollar AS, akan berdampak pada biaya operasional dan kerugian Garuda Indonesia. Namun hal itu bisa dibantu dengan penurunan harga minyak dunia, karena harga avtur untuk pesawat bisa lebih murah biayanya.
"Pelemahan rupiah juga akan memberikan dampak, tapi dampak penurunan avtur lebih banyak dampaknya ya," kata Emirsyah.
Emirsyah pun yakin meski ia tidak lagi menjabat sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia tahun depan, namun perseroan bisa mengalami trend positif tahun depan. Karena saat ditinggal Emirsyah nanti, Garuda sudah menjadi maskapai penerbangan nomor tujuh di dunia.
"Saya yakin positif, karena akan baik ya lah," ungkap Emirsyah.