TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Untuk menurunkan ongkos logistik dari jalan darat, pemerintah akan menggunakan jalur laut. Dengan begitu Kementerian Perhubungan akan membangun pelayaran jarak pendek atau short sea shipping.
Dirjen Perhubungan Laut (Hubla) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Bobby R Mamahit menargetkan short sea shipping bisa dijalankan mulai tahun depan. Kementerian Perhubungan menurut Bobby akan mendorong operator pelabuhan untuk menyiapkan pelayanan khusus short sea shipping.
"Saya targetkan paling telat short sea shipping Januari 2015 sudah bisa beroperasi," ujar Bobby di Kementerian Perhubungan, Kamis (11/12/2014).
Bobby memaparkan bahwa banyak dermaga yang sudah siap untuk melaksanakan program short sea shipping. Meski program tersebut baru ada, namun pemerintah tidak perlu membuat dermaga atau pelabuhan baru, karena masih bisa dimaksimalkan khusus pelayaran jarak pendek saja.
"Kita akan membantu, nggak mesti dibangun dermaga baru," papar Bobby.
Truk pengangkut barang yang akan diangkut dengan kapal roll on roll off (Ro-Ro) akan menggantikan kontainer menuju ke pelabuhan. Truk tersebut khusus untuk mengangkut barang logistik short sea shipping.
"Akan kita bantu pemberian insentif-insentif pemotongan biaya pelabuhan, itu perlu kita dukung," papar Bobby.
Kementerian Perhubungan telah menyiapkan armada yang digunakan untuk short sea shipping, diantaranya kapal ferrindo 5 milik ASDP dengan kapasitas 60 truk, 20 mobil (roda 4) dan 200 motor. Kapal KMP Jatra III milik ASDP dan Kapal Ro-Ro ukuran 5000 GT hasil pembangunan Ditjen Perhubungan Darat (dit LLASDP).