Tribunnews.com, Jakarta - Konsultan keuangan global Erns & Young Indonesia menganugerahi "Lifetime Achievement Award" kepada Pendiri Bosowa HM Aksa Mahmud (69) dalam acara penganugerahan Entrepreneur of The Year 2014.
Acara yang digelar di Ballroom Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis (18/12) malam itu dihadiri Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Aksa Mahmud, Wakil Ketua MPR periode 2004-2009 dinilai berhasil membangun dan meletakkan pondasi serta terus menerus mengembangkan bisinis Bosowa yang kuat sehingga dapat berkembang sampai menjadi sebuah konglomerasi bisnis seperti sekarang ini. Dimulai dari usaha perdagangan berupa bisinis pemasok hingga meraksasa dengan grup-grup bisnis semen, otomotif, jasa keuangan, properti, energi, logistik, pendidikan sampai infrastruktur dan media.
Setelah turun dari panggung politik, Aksa kini lebih banyak mengurus pendidikan dan aktivitas sosial, setelah menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan bisnis kepada putra-putrinya. Sejak tahun 2006, kepemimpinan bisnis Bosowa diserahkan kepada putra sulungnya Erwin Aksa selaku Chief Executive Officer, yang didukung saudara-saudaranya Sadikin Aksa, Melinda Aksa, Athirah Aksa dan Subhan Aksa.
Tahun 1973 – Ketika Bank Indonesia mengumumkan kenaikan nilai tukar (kurs) dollar AS senilai Rp 25 per dollar, Aksa Mahmud terinspirasi dari peristiwa moneter itu, lalu mendirikan usaha dengan nama CV Moneter di Makassar.
Perjuangan mendirikan dan membangun usaha tidaklah ringan. Aksa keluar masuk bank di Makassar untuk mendapatkan kredit, namun tidak ada yang mau memberi. Aksa tidak putus asa, sampai suatu saat Kepala Bank BNI di Kota Pare-Pare mau memberinya modal kerja Rp 5.000.000.
Kerja serabutan dilakoni dari memasok kertas sampai alat pengatur suhu udara ruangan (ac). Lalu berhasil mendapatkan hak sebagai dealer mobil Datsun. Akan tetapi tidak lama, agen pemegang merek Datsun di Jakarta, Indokaya tutup. Usaha Aksa pun ikut tutup, dan banting setir lagi.
Tahun 1980 Aksa mendapatkan hak ekslusif sebagai dealer Mitsubishi di wilayah Indonesia timur, setelah mendirikan PT Bosowa Berlian Motor. Inilah salah satu lompatan Bosowa, kemudian merambah jasa konstruksi dan agroindustri.
Lompatan berikutnya dari perdagangan ke industrialisasi manufaktur dengan mendirikan pabrik Semen Bosowa Maros. Sempat oleng juga dihantam krisis tahun 1998. Aksa tidak menyerah, walau banyak orang menyarankan agar dia menyerahkan perusahannya ke Badan Penyehatan Perbankan Nasional, lalu tidur nyenyak. "Saya belum mau menyerah," katanya kepada salah seorang bankir senior waktu itu.
Lolos dari hempasan gelombang krisis, bisnis Bosowa di tangan generasi kedua yang didukung tenaga profesional, kian melaju pasca tranformasi bisnis yang mengusung Bosowa Excellence
Lahir di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, 16 Juli 1945 Aksa Mahmud menjalani dan merasakan pahitnya kehidupan di pedesaan yang serba terbatas, berjalan kaki beberapa kilometer ke sekolah.
Di sela waktu sekolah atau saat liburan, Aksa bukannya bersantai dan bermain sebagaimana layaknya anak-anak desa lainnya. Remaja kreatif ini justru memanfaatkan waktu luang untuk berdagang. Ia membawa hasil bumi dari desanya untuk dijual ke Pare-Pare, kota kelahiran Presiden ke-3 Indonesia, Prof Dr BJ Habibie. Sebaliknya dari kota ia membeli kurma dan es balok untuk dijual saat bulan puasa. "Kurma itu saya tusuk seperti sate. Setiap satu tusuk terdiribdari lima buah kurma," katanya.
Bakat dagang dan minat serta tekad untuk menjadi lebih baik secara terus menerus, menempa Aksa Makmud, suami Ramlah Aksa ini bermental baja, pantang menyerah, banyak akal, pandai bergaul dan bersyukur, adalah prinsip yang ditanamkan juga pada anak-anaknya dan seluruh karyawan Bosowa.