News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ini Fokus Silmy Selama Pimpin Pindad

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Silmy Karim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Silmy Karim, Direktur Utama PT Pindad (Persero) mulai memaparkan targetnya untuk masa kepemimpinannya.

Silmy mengatakan akan fokus pada produksi peluru berbagai kaliber, termasuk kaliber besar seperti 20mm dan 105mm yang diperlukan TNI, juga kendaraan tempur yang telah dirintis dengan hadirnya panser Anoa, kendaraan taktis Komodo hingga panser kanon 90mm yang diberi nama Badak.

“Di persenjataan pun kami akan lebih mengasah kemampuan dengan melahirkan produk unggulan," ujar Silmy, Senin (22/12/2014).

Silmy memaparkan Pindad telah memproduksi senapan serbu 7,62 mm hingga senapan penembak runduk (SPR2). Dengan dua senjata buatan Pindad, mampu menjangkau sasaran efektif 2 kilometer dengan peluru 12,7mm.

Di samping peningkatan kapasitas produksi, strategi lain yang akan dipertajam oleh Silmy adalah dengan menggandeng mitra strategis dari mancanegara yang telah memiliki reputasi dan jaringan pemasaran alutsista global. Kepada media Silmy menegaskan Pindad telah merintis berbagai program kemitraan strategis yang dapat membantu terjadinya alih teknologi dan pembukaan pasar baru.

Silmy mencontohkan upaya kerjasama dengan Rheinmetall Denel Munition (RDM) yang juga berinduk ke Rheinmetall di Jerman untuk membangun pabrik amunisi kaliber besar yang berlokasi di Turen, Malang. Hal tersebut merupakan bagian dari upaya strategis untuk peningkatan kapasitas produksi dan penguasaan teknologi bagi para karyawan Pindad untuk memenuhi kebutuhan domestik bagi TNI.

“Lebih dari itu sekaligus kami menekankan pula pada kerjasama ini mesti mencakup upaya memenuhi permintaan pasar amunisi kaliber besar di dunia yang merupakan bagian dari supply chain global yang harus kita kuasai kelak,” papar Silmy.

Sebelum di Pindad Silmy memang dikenal aktif bicara di berbagai forum di dalam dan luar negeri sebagai pemerhati kebijakan dan isu-isu pertahanan. Silmy telah mengikuti pendidikan pertahanan di berbagai institusi seperti NATO School di Jerman, Harvard University di Amerika Serikat, Naval Post Graduate School di Amerika Serikat, dan George C. Marshall European Center for Security Studies di Jerman. Baru-baru ini Silmy juga telah melansir bukunya yang bertajuk “Membangun Kemandirian Industri Pertahanan” pada awal November silam di Kampus Universitas Paramadina, Jakarta.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini