News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pesawat AirAsia Jatuh

LCC Bukan Berarti Mengabaikan Keselamatan Penumpang

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan

Sementara itu, konsultan dan pengamat dunia penerbangan Gerry Soejatman mengatakan, persepsi LCC tidak aman merupakan pendapat yang sudah kedaluwarsa 20-30 tahun lalu.

Menurut dia, hal itu terbukti dengan tingkat keselamatan LCC di Indonesia yang semakin membaik dalam dua tahun terakhir.

Prinsip value added

Menurut Gerry, model bisnis LCC itu menganut prinsip efisiensi dan value added. Dia mencontohkan makanan yang dijual sepanjang penerbangan (onboard meal), layanan bagasi berlebih, memilih kursi, dan prioritas boarding. "Jadi, apa yang butuh, ya bayar. Kalau enggak butuh, ya enggak usah beli," katanya.

Konsep value added yang dipaparkan oleh Gerry Soejatman tersebut juga diakui oleh Audrey. "Tiket LCC itu bisa terjangkau karena banyak faktor, seperti pengoperasian satu jenis pesawat, optimalisasi penggunaan pesawat, serta mengandalkan sistem teknologi informasi untuk meningkatkan efisiensi operasional," ujar Audrey.

Dengan menggunakan satu jenis pesawat saja (single fleet type), maka maskapai bisa berhemat dari banyak hal. Penghematan tersebut bisa berasal dari biaya perawatan dan suku cadang. Maskapai tidak perlu menyediakan suku cadang dari berbagai jenis pesawat.

Selain itu, mereka juga tidak harus berinvestasi lebih untuk melatih kru. Semakin banyak jenis pesawat yang dioperasikan, tentunya semakin banyak pula biaya pelatihan, mulai dari pilot, awak kabin, hingga teknisi pesawat dengan type rating yang berbeda-beda.

Selain itu, sebut Audrey, Indonesia AirAsia mendapatkan pemasukan dari bisnis non-inti (di luar tiket pesawat), seperti penjualan makanan dan minuman (pre-booked meal), bagasi, dan pemilihan kursi.

Dari bahan bakar sampai fotokopi bolak-balik

Seorang flight operation officer (FOO) sebuah maskapai LCC di Indonesia yang tidak mau disebut namanya menjelaskan kepada Kompas.com bagaimana cara maskapai LCC menekan pengeluaran.

Menurut dia, maskapai LCC itu bisa menekan biaya karena mengurangi hal-hal yang tidak perlu. Penghematan dilakukan di semua hal yang dimungkinkan, dari hitung-hitungan bahan bakar sampai jumlah staf dan penggunaan alat kantor.

"Fotokopi saja sampai kita pakai kertas bolak-balik lho," ujar FOO tersebut.

Efisiensi bahan bakar juga disebut FOO itu menjadi faktor pendukung mengapa LCC bisa menekan biaya pengeluaran. Dengan perhitungan yang akurat, maka maskapai bisa menekan pengeluaran yang berlebih. "Fuel (bahan bakar) itu yang paling terasa (pengeluarannya), (kontribusinya bisa mencapai) 50 persen dari direct cost," katanya.

Maskapai LCC memiliki berbagai siasat untuk menekan biaya pengeluaran bahan bakar, salah satunya adalah membuat flight plan (perencanaan penerbangan) yang tepat. Dengan demikian, pilot tidak akan meminta untuk menambah bahan bakar yang tanggung kalau memang tidak dibutuhkan.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini