News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polemik Proton

Pemerintah Apresiasi Semua Bentuk Investasi Sektor Otomotif

Penulis: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo di Indonesia (kiri) berbicara dengan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak di kantor perdana menteri di Putrajaya , di luar Kuala Lumpur, Jumat (6/2/2015). Presiden Joko Widodo tiba di Malaysia pada Kamis 5 Februari untuk melakukan pertemuan bilateral pertama di luar negeri membicarakan hubungan Asia Tenggara yang sering tegang oleh pertengkaran diplomatik. AFP PHOTO / MOHD RASFAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memastikan bakal mendukung dan mengapresiasi setiap bentuk investasi di sektor otomotif seperti yang dilakukan AM Hendropriyono.

"Saya memang belum mendapat laporan detail rencana dari nota kesepahaman antara Adiperkasa dan Proton," kata Panggah Susanto, Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kemenperin menyikapi soal penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Proton dengan PT Adiperkasa Citra Lestari (Adiperkasa), Senin (9/2/2015).

Diingatkannya, sektor otomotif investasinya terbuka. "Soal siapa mitranya, karena itu B2B, terserah. Produk Proton juga selama ini sudah beredar di Indonesia. Jadi dari sisi produk mestinya tidak masalah karena sebelum diluncurkan ke pasar tentu harus memenuhi prosedur yang berlaku yaitu melalui tahap Tanda Pendaftaran Type (TPT) yang dikeluarkan Kemenperin dan Uji Type oleh Kemenhub," jelasnya.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Saleh Husin memastikan kerjasama yang dilakukan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara PT Adiperkasa Citra Lestari (Adiperkasa) dengan Proton, bukanlah bukanlah upaya program mobil nasional (Mobnas).

"Salah kaprah kalau dikatakan itu program mobil nasional. Tak ada uang negara melalui APBN maupun BUMN dalam kerjasama tersebut. Itu murni sekedar kesepakatan antara private to private (B to B) saja, dan bukan keputusan pemerintah, murni bisnis," kata Saleh Husin.

Saleh menjelaskan, MoU itu dilakukan untuk enam bulan ke depan dalam melakukan kerjasama, melakukan studi kelayakan. Dan pemerintah, ia memastikan kembali, belum ada rencana membuat program mobil nasional.

Presiden Jokowi yang hadir dalam seremoni pun sampai mengklarifikasi bahwa MoU tersebut masih sangat awal. "Intinya kita butuh investasi. Kalau ada yang mau investasi kenapa tidak didukung," katanya.

Kreator Esemka Dukung Pemerintah

Pencipta mobil Esemka, Sukiyat, pun mendukung Presiden Joko Widodo yang membuka kerja sama pengembangan mobil nasional (mobnas) dengan pabrikan asal Malaysia, Proton.

"Saya sangat mendukung kerja sama tersebut. Dengan demikian, pemerintah dan rakyat Indonesia bisa melakukan transfer teknologi dengan produsen otomotif asal Malaysia tersebut," katanya.

Sukiyat mengatakan, kemungkinan besar Pemerintah Indonesia memilih pabrikan otomotif dari Malaysia karena negeri Jiran tersebut baru saja sukses mengembangkan mobil nasional dalam beberapa tahun terakhir.

"Kalau dengan Jepang kita tidak bisa menyesuaikan 'rasa' dari mobil nasional yang bakal dikembangkan oleh Indonesia. Tapi, kerja sama dengan Malaysia kan bisa sama karena selera hampir sama."

Menurut Sukiyat, tidak ada salahnya Indonesia belajar teknologi dari Malaysia, karena dulu juga mereka belajar beberapa hal dari Indonesia.

Dalam catatan, Hendropriyono bukan baru menggeluti bisnis otomotif. Usai pensiun menjadi tentara, Hendro pernah merintis bisnis otomotif di Indonesia dengan menggandeng KIA. Sayangnya, kala itu prinsipalnya diakuisisi Hyundai sehingga impian memiliki pabrik mobil nasional sempat tertahan.

Kini, dengan semboyan Old Soldier Never Die, Pria yang memiliki hobi terjun payung ini kembali meretas asa demi pabrik mobil nasional.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini