News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gejolak Rupiah

Pemerintah Diminta Jujur soal Pelemahan Rupiah

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas menghitung uang dolar USD di Bank BNI, Jalan Karangayu, Kota Semarang, Jateng, Selasa (10/3/2015). Nilai tukar rupiah masih di kisaran Rp 13.000 per USD. TRIBUN JATENG/WAHYU SULISTIYAWAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para pengusaha meminta pemerintah dan Bank Indonesia jujur tentang kondisi rupiah saat ini terhadap dollar Amerika Serikat.

Pasalnya, porsi impor di dalam negeri masih besar dan pelemahan rupiah mempengaruhi kondisi bisnis.

Menurut Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Natsir Mansyur, dunia usaha saat ini sudah menghitung biaya produksi dengan kurs Rp 13.500 per dollar AS. Dia menilai, fundamental ekonomi Indonesia rapuh lantaran pertumbuhan ekonomi mayoritas ditopang Anggaran Pengeluaran dan Belanja Negara (APBN) serta perdagangan ekuitas.

"Idealnya pertumbuhan itu ditopang dari program industrialisasi yang baik dan pajak," ujar Natsir Mansur kepada KONTAN,Kamis (12/3).

Dalam catatan Kadin, porsi impor bahan baku untuk industri manufaktur mencapai 75 persen, impor bahan pangan mencapai 65 persen, impor migas 45 persen dari total produksi.

Karena itu, dia minta pemerintah dan bank sentral jujur menyampaikan pada rakyat kondisi sebenarnya yang dihadapi negara. "Jangan infonya ke rakyat baik terus, kalo rontok bagaimana, kelihatan sehat tetapi penyakit dalam banyak (kronis)," beber Natsir Mansyur. Dengan begitu, masyarakat bisa bergerak bersama negara menangani persoalan ekonomi.( Agustinus Beo Da Costa)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini