TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masih tidak jelasnya sikap pemerintah terkait pengambilalihan Blok Mahakam dari Total EP dan Inpex Jepang menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat. Demikian juga dengan masyarakat Kalimantan Timur
yang cinta bangsa ini berdaulat dan mandiri sektor energinya.
Ada apa ini dengan pemerintah? Kenapa begitu sulit menentukan sikap? Direktur Executif Energy Watch Indonesia (EWI) Ferdinand Hutahaean mendesak dan mengultimatum pemerintah segera memutuskan sikap terkait nasib pengelolaan Blok Mahakam.
"Rakyat Indonesia saya yakin menginginkan Blok Mahakam dikelola oleh Pertamina seluruhnya dengan mengajak Pemda
sebagai Golden Share bagi pemda. Diluar itu tidak boleh diikutkan lagi. Total dan Inpex sudah untung ratusan triliun dari Mahakam. Sekarang saatnya mereka hengkang dari Mahakam," tegas Ferdinan kepada Tribunnews.com, Jumat (20/3/2015).
EWI juga curiga terhadap ketidakjelasan sikap pemerintah tersebut yang sepertinya mengulur-ulur waktu. Sehingga sampai pada titik kritis dan ujungnya dengan alasan kesinambungan produksi, kontrak diperpanjang dan hanya menyerahkan saham 51 persen pada Pertamina.
Bila itu benar, dia menegaskan, ini akal-akalan namanya.
"Mahakam jangan jadi makam bagi Trisakti dan Nawa Cita. sikap tegas Jokowi dituntut dalam hal ini. Jika darah Jokowi masih merah putih, maka segera putuskan Pertamina 100 persen ambil alih Blok Mahakam," tandasnya.