TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah nampak mulai berhati-hati alias "irit biaya" saat membicarakan proyek pembangunan Pelabuhan Cilamaya, Karawang, Jawa Barat. Setidaknya, hal itu bisa terlihat dari bungkamnya beberapa menteri yang terkait dalam pembangunan pelabuhan itu.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) sekaligus Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Andrinof Chaniago tak mau berkomentar terkait pembangungan pelabuhan yang saat ini menjadi polemik itu. "Belum bisa ngomong soal Cilamaya," ujar Andrinof saat ditemui di Kantor Bappenas, Jakarta, Jumat, Jumat (20/3/2015).
Tak banyak kata yang terlontar dari mulutnya saat ditanya peluang jadi atau tidaknya proyek pembangunan Pelabuhan Cilamaya itu. Andrinof hanya bilang tak akan berbicara soal Cilamaya sebelum Presiden Jokowi berbicara terlebih dahulu terkait proyek tersebut.
Tak cuma Andrinof, Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo pun sempat enggan berkomentar terkait proyek pembangunan Pelabuhan Cilamaya yang saat ini menuai polemik. Bahkan, saat ditanya awal mula proyek tersebut, Indroyono malah membahas masalah lain. "Saya mau bicara yang lain," ujar Indroyono di Kantor Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta, pekan lalu.
Dia malah lebih memilih untuk membahas hasil kunjungannya ke Pelabuhan Teluk Lamong beberapa hari sebelumnya. Setelah menceritakan pengalamannya itu, wartawan pun sempat kembali menanyakan masalah Cilamaya namun dia kembali enggan berkomentar. "Saya kira cukup ya," tandas Indroyono.
Sementara itu Kementerian Perhubungan tak mau kalah, Direktur Jenderal Perhubungan Laut Bobby Mamahit saat ditanya apakah benar nasib proyek pembangunan Pelabuhan Cilamaya akan ditentukan setelah Presiden Jokowi berkunjung ke Jepang pekan depan, dia menjawab tidak tahu.
Dari kabar yang berkembang, nasib Proyek Pembangunan Pelabuhan Cilamaya akan ditentukan setelah Presiden kembali dari lawatannya ke Jepang pekan depan. Sebelumnya, pembangunan Pelabuhan Cilamaya ditentang oleh berbagai pihak, mulai dari Pertamina, pengamat migas, asosiasi nelayan, sampai SKK Migas, dan masyarakat Cilamaya sendiri. Pembangunan Pelabuhan itu dikhawatirkan akan mengganggu produksi sumur migas ONWJ yang sangat penting bagi beberapa daerah.(Yoga Sukmana)